Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Amerika Serikat
Protes Berubah Rusuh, Kota Baltimore dalam Kondisi Darurat
Tuesday 28 Apr 2015 12:59:50
 

Kota Baltimore dilanda kerusuhan setelah protes menentang kematian seorang warga kulit hitam berubah menjadi aksi kekerasan. Kalangan masyarakat yang tidak menerima kematian Gray kemudian melancarkan protes di luar Balai Kota Baltimore pada Sabtu (25/4).(Foto: Istimewa)
 
AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Aparat Amerika Serikat memberlakukan jam malam di Kota Baltimore menyusul demonstrasi menentang kematian seorang pria saat ditahan polisi. Begitu malam tiba, tayangan video yang diabadikan dari helikopter menunjukkan sejumlah gedung di pusat kota dilalap api. Beberapa toko, termasuk sebuah apotek, dijarah dan dirusak.

Gubernur Negara Bagian Maryland Larry Hogan menerapkan status darurat dan mengerahkan garda nasional. Adapun Wali Kota Baltimore, Stephanie Rawlings-Blake, mengatakan ada perbedaan yang jelas antara ‘pawai damai demonstran pencari keadilan’ dan ‘bandit penghasut kekerasan’.
“Kami menggelar semua sumber daya untuk mengambil alih kendali situasi,” ujar Rawlings-Blake.
Dia pun memerintahkan jam malam selama satu pekan yang dimulai setiap pukul 22.00-05.00 sejak Selasa (28/4).

Tahanan

Aksi protes bermula setelah Freddie Gray, seorang warga kulit hitam, meninggal dunia pada 19 April. Sebelumnya, dia berada dalam keadaan koma selama sepekan. Diduga ia disiksa oleh polisi saat ditahan pada 12 April lalu.
Aparat telah menskors enam polisi yang terlibat dalam kasus itu.

Kalangan masyarakat yang tidak menerima kematian Gray kemudian melancarkan protes di luar Balai Kota Baltimore pada Sabtu (25/04). Sekitar 1.200 orang menghadiri demonstrasi tersebut.

Namun, protes itu berubah menjadi aksi kekerasan. Kepolisian mencatat telah melakukan 34 penahanan sejak unjuk rasa dimulai. Adapun 15 polisi mengalami cedera akibat terkena lemparan batu dan botol.

Menurut laporan intelijen polisi, sejumlah anggota dari berbagai kelompok kriminal, termasuk Black Guerrilla Family, Bloods, dan Crips turut berpartisipasi mengincar polisi.

Para pejabat kota Baltimore menyamakan aksi kekerasan di kota itu seperti ketika pegiat hak-hak sipil kulit hitam Dr Martin Luther King dibunuh pada 1968.

Aksi kekerasan yang dipicu penahanan warga kulit hitam oleh polisi marak terjadi di AS sejak tahun lalu.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Amerika Serikat
 
  DPR AS Lakukan Pemungutan Suara untuk Makzulkan Biden
  Amerika Serikat Lacak 'Balon Pengintai' yang Diduga Milik China - Terbang di Mana Saja Balon Itu?
  Joe Biden akan Mengundang Para Pemimpin Indo-Pasifik ke Gedung Putih
  AS Uji Rudal Hipersonik Mach 5, Lima Kali Kecepatan Suara
  Sensus 2020: Masa Depan Populasi AS Bercorak Hispanik
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2