KAMBOJA, Berita HUKUM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memanfaatkan waktu yang sempit di sela-sela mengikuti KTT ASEAN di Pnom Penh, Kamboja, dengan melakukan pertemuan bilateral dengan PM Myanmar Thein Sein, Selasa (20/11) pagi. Dalam pertemuan ini Presiden SBY menawarkan bantuan kemanusiaan untuk membantu kasus konflik antar etnis di Myanmar, antara etnis Rohingya dan etnis Rakhine.
Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, menyatakan pertemuan Presiden SBY dengan PM Thein Sein secara umum membahas peningkatan kerjasama dalam berbagai bidang di antara kedua negara. Peningkatan kerjasama tersebut diharapkan dapat dilakukan dengan memaksimalkan potensi yang ada diantara Indonesia-Myanmar.
Terkait dengan isu konflik etnis Rohingya dengan etnis Rakhine di Myanmar, menurut Faizasyah, Presiden SBY menyatakan kesediaannya untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
“Besaran bantuan kemanusiaan akan dibahas pada tingkat Menteri,” katanya.
Dalam kesempatan bertemu dengan Presiden SBY itu, PM Myanmar menjelaskan perihal antara etnis Rohingya dan etnis Rakhine itu, dengan menyebutkan bahwa konflik tersebut bukan konflik antar agama namun konflik komunal.
“Presiden SBY menyampaikan dukungannya kepada pemerintah Myanmar dalam mewujudkan solusi pada penanganan konflik tersebut, dengan meminimalisir munculnya isu tersebut di kemudian hari,” jelas Faizasyah.
Partner ASEAN
Selain melakukan pertemuan bilateral dengan PM Myanmar Thein Sein, pada hari keempat kunjungannya ke Kamboja, Selasa (20/11). Presiden SBY hadir dalam ASEAN Global Dialogue (AGD), yang mempertemukan para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN dengan negara-negara partnert, yaitu AmerikaSerikat, Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, Selandia Baru dan Rusia dan perwakilan dari lembaga-lembaga internasional, yaitu International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), World Trade Organization (WTO), dan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).
Dalam AGD tersebut, secara umum lembaga-lembaga multilateral menyatakan kesiapannya untuk mendukung terbentuknya Komunitas ASEAN pada akhir tahun 2015.
“Dukungan tersebut akan dilakukan sesuai dengan kemampuan dan sektor pada tiap-tiapmultilateral institution tersebut,” jelas Faizasyah.
Sehari sebelumnya, pada Senin (19/11), Presiden juga menghadiri KTT KE-10 ASEAN-India. Pertemuan ini membahas masa depan hubungan ASEAN dengan India yang diharapkan dapat menguntungkan semua pihak serta mengkaji kembali kesepakatan yang telah disepakati. Pembahasan ini diharapkan dapat memfokuskan peningkatan dan penguatan kerjasama antara Negara-Negara ASEAN dengan India di masa depan.
Dalam pertemuan tersebut, para Kepala Negara/Pemerintahan memberikan catatan dari laporan perkembangan yang disampaikan ASEAN-India Eminent Persons Group terkait arah dan potensi kerjasama yang dapat dilakukan.
Pertemuan juga merundingkan persiapan ASEAN-India Commemorative Summit yang akan dilaksanakan di India pada bulan Desember 2012. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat hubungan kerjasama dialog antara ASEAN dan India telah berjalan selama 20 tahun.(ta/es/skb/bhc/opn) |