Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Eksekutif    
Pemilu 2014
Presiden SBY Ajak Prabowo dan Jokowi Kawal Proses Sejarah Bangsa
Monday 21 Jul 2014 07:18:02
 

Presiden SBY, Prabowo Subianto dan Joko Widodo dalam acara yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta, Minggu (20/7) petang.(Foto: istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Saat memberikan sambutan pada buka puasa bersama pasangan calon presiden (Capres)-calon wakil presiden (Cawapres), Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla dengan para pemimpin lembaga negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mengingatkan, bangsa Indonesia di masa lalu juga mengalami krisis yang luar biasa, termasuk krisis politik, termasuk krisis komunal yang bertahun-tahun.

“Waktu yang kita perlukan untuk memulihkannya semua itu merupakan harga yang amat mahal dari terpecah dan terbelahnya sebuah bangsa, retaknya persaudaraan dan persatuan, dan berbagai kekerasan yang terjadi baik di dunia maupun di negara kita,” kata Presiden SBY dalam acara yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta, Minggu (20/7) petang.

Sebagai refleksi, Kepala Negara mengingatkan bahwa Indonesia sekarang ini tengah melakukan transformasi besar. Ia menyebutkan, tahun 1998 adalah tonggak sejarah yang baru, setelah itu kita bukan hanya melakukan reformasi dan demokratisasi tapi juga transformasi.

Menurut Kepala Negara, tentu, pengalaman menunjukkan kita juga merasakan ada pasang surutnya, ada up and down dari perjalanan bangsa kita. Ada kalanya kita maju, progress, ada kalanya kita mundur atau setback.

“Itu terjadi semua, sudah kita lewati,” kata Kepala Negara seraya menyebutkan, kini kita tengah memantapkan transisi demokasi, kita tengah mematangkan konsolidasi demokrasi.

Presiden menegaskan, meskipun telah banyak kemajuan tetapi proses transformasi ini belum selesai. Artinya, banyak yang harus kita perbaiki dan kita sempurnakan. “Kita semua wajib mengawal, memperbaiki dan mensukseskan proses besar itu, termasuk kita yang ada di ruangan ini,” tutur SBY.

Dalam kesempatan itu, Presiden SBY menyampaikan rasa syukurnya, karena bangsa Indonesia telah melakukan serangkaian pemilihan umum (Pemilu), proses demokrasi yang penting, yaitu pemilu 1999, 2004, 2009, dan yang sedang berlangsung sekarang adalah Pemilu 2014.

Menurut Presiden menegaskan, semuanya itu adalah proses sejarah yang sedang ditempuh oleh bangsa kita. Karena itu, Presiden meyakini, bahwa kita semua akan terpanggil untuk mengawal semua proses sejarah ini dengan penuh tanggung jawab.

Presiden SBY menegaskan, bahwa Pemilu yang hendak kita hadirkan secara permanen di negeri ini adalah pemilu yang damai dan demokratis, peaceful and democratic. “Kedua-duanya penting tidak bisa kita pisah-pisahkan, dua-duanya diperlukan,” tegas SBY.

Oleh karena itu, Presiden SBY mengajak semua pimpinan lembaga negara, termasuk pasangan Capres-Cawapres, dan seluruh rakyat Indonesia untuk bersama-sama mengawal dan mensukseskan babak akhir dari pemilu di negeri ini. “Sore ini, di ruangan ini, kita bersama-sama menguatkan komitmen kita, kita sungguh ingin mengawal dan mensukseskan demokrasi kita, termasuk Pilpres 2014 yang memasuki babak akhir ini,” ujarnya.

Presiden menegaskan, yang kita tuju, yang kita harapkan, dan ingin kita hadirkan adalah agar rakyat Indonesia sunguh menggunakan hak dan kedaulatannya, agar rakyat Indonesia bisa menggunakan hak pilihnya, suaranya secara benar sesuai dengan UUD, UU, dan peraturan yang berlaku tanpa penyimpangan. “Itulah misi kenegaraan kita yang sama-sama mesti kita junjung tinggi dengan penuh rasa tanggung jawab,” tuturnya.

Dengan mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah mengambil bagian dalam proses Pemilu, juga kepada para peserta Pemilu Legislatif, dan para pasangan Capres-Cawapres yang telah berpartisipasi dalam proses demokrasi ini, Kepala Negara mengajak semua pihak untuk dengan penuh tanggung jawab sama-sama mengawal, agar tanggal 20 Oktober, ia bisa mengakhiri tugasnya sebagai Presiden RI yang ke-6.

“Kemudian dengan harapan semua proses ini berlangsung dengan baik kita akan sambut pemimpin yang baru, untuk melanjutkan tugas-tugas membangun negara, menjalankan pemerintahan, dan mamajukan kehidupan rakyat kita,” pesan SBY.

SBY lantas menyitir ceramah agama yang disampaikan oleh Dr. Ahmad Yani Basuki sebelumnya, bahwa suksesi kepemimpinan, pergantian pemerintah adalah keniscayaan yang harus kita terima dengan lapang dada, dan harus kita sambut dengan suka cita, dan justru kita pastikan setap pemimpin dan pemerintah yang memimpin kita semua di masa depan kita bantu, kita dukung dan kita sukseskan.

Menurut Kepala Negara, silaturahim di antara pimpinan lembaga negara, di antara para pemimpin dan semua an sedang mengemban amanah adalah sesuatu yg baik. “Rakyat menyukai karena kebersamaan seperti inilah yang bisa menciptakan suasana yang teduh, terlebih manakala suhu politik di tanah air sedang menghangat atau mengalami peningkatan,” tuturnya.

Presiden SBY menegaskan, bahwa persatuan, persaudaraan, dan kebersamaan kita sebagai bangsa itu sungguh penting. Harganya amat mahal jika sebuah bangsa terpecah, dan untuk menyatukan kembali bukan sesuatu yang mudah, sebagaimana terjadi di banyak negara.

Mengutip hadits Rasulullah SAW, Presiden SBY mengingatkan, agar umat Islam menjauhi prasangka buruk. “Prasangka buruk ini insya Allah sirna kalau kita kerap bersilaturahim dan selalu menjalin persaudaraan dan kebersamaan,” tutur SBY mengutip hadist yang diriwiyatkan Abu Hurairah RA.

Kepala Negara juga mengutip hadits Rasulullah SAW yang lain, untuk menjauhi prasangka karena sesungguhnya prasangka itu pembicaraan yang paling dusta. “Janganlah kalian menyadap pembicaraan kaum, memata-matai mereka, berlomba-lomba dlm hal yang tidak baik, saling mendengki, saling membenci dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara,” lanjut Kepala Negara mengutip sabda Rasulullah yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.

Hadir dalam buka puasa bersama dengan pasangan Capres-Cawapres itu antara lain Wakil Presiden Boediono, Ketua MPR Sidharto Danusubroto, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua MA Hatta Ali, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Mendikbud M. Nuh, Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Keuangan Charib Basri, Jaksa Agung Basrief Arief, dan Kapolri Jendral Sutarman. (Setkab/ES/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Pemilu 2014
 
  Sah, Jokowi – JK Jadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019
  3 MURI akan Diserahkan pada Acara Pelantikan Presiden Terpilih Jokowi
  Wacana Penghapusan Kementerian Agama: Lawan!
  NCID: Banyak Langgar Janji Kampanye, Elektabilitas Jokowi-JK Diprediksi Tinggal 20%
  Tenggat Pendaftaran Perkara 3 Hari, UU Pilpres Digugat
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2