MATARAM, Berita HUKUM - Peran koperasi menjadi sangat penting untuk melakukan koreksi terhadap perekonomian global. Tidak semua hal bisa diserahkan kepada mekanisme pasar karena hanya akan memunculkan ketidakadilan dan pertumbuhan dunia yang tidak merata.
"Saya rasa kita sepakat untuk mencegah terjadinya kesenjangan yang semakin melebar. Semua pihak, termasuk koperasi, berperan untuk mencegah semakin lebarnya kesanjangan ini," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya pada puncak peringatan ke-66 Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) di Pelataran Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat, Mataram, NTB, Jumat (12/7) sore.
Oleh karena itu, lanjut Presoden SBY, ekonomi yang berbasis koperasi, usaha kecil dan menengah harus lebih digerakkan. "Jangan biarkan hukum-hukum perekonomian global yang sering tidak menghadirkan keadilan berjalan tanpa koreksi. Bangsa ini bangsa kita sendiri, kita sendiri yang harus melakukan semuanya demi pemerataan di negeri ini," Presiden SBY menegaskan.
Presiden paham koperasi masih menghadapi persoalan permodalan. Pemerintah sendiri secara konsisten menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sesuai aturan yang berlaku. Tujuannya tak lain agar koperasi dan UKM berkembang baik.
"Para menteri, tolong ciptakan kebijakan dan program untuk mendorong koperasi di seluruh Indonesia. Para pemimpin daerah, lakukan semua langkah untuk mendorong koperasi di Indonesia, juga Dekopin," ujar Presiden SBY.
Setidaknya, dari lima hari kerja dalam sepekan, Presiden meminta para pejabat tersebut meluangkan satu hari untuk memikirkan koperasi. "Memikirkan peningkatan kesejahteraan rakyat dan memikirkan pengurangan kemiskinan. Jika semua melakukannya, pengurangan hal-hal yang kurang baik akan semakin cepat," SBY menandaskan.
Malam nanti, Presiden SBY akan menghadiri acara buka puasa bersama di Rumah Dinas Gubernur Nusa Tenggara Barat.(yor/pdn/bhc/rby) |