PRANCIS, Berita HUKUM - Presiden Prancis Francois Hollande, menegaskan keinginannya untuk melancarkan aksi militer bersama-sama dengan Amerika Serikat terhadap pemerintahan Suriah.
Hal ini secara langsung menjadikan Paris sekutu utama Washington dalam krisis Suriah, setelah Inggris menarik diri dari rencana penyerangan.
Dalam pembicaraan selama 45 menit melalui sambungan telepon dengan Presiden AS Barack Obama, Hollande mengatakan, Prancis masih memiliki tekad untuk menghukum rezim Suriah.
"Masyarakat internasional tidak bisa mentolerir pengunaan senjata kita," tegas Francois Hollande seperti dilansir harian Le Monde, Sabtu (31/8).
Paris merasa yakin, bahwa rezim tersebut telah menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri pada pekan lalu, demikian menurut ajudan presiden Prancis.
Bersatunya Prancis dan AS dalam sebuah tim merupakan hal yang jarang terjadi dalam tahun-tahun terakhir ini, dimana situasi saat ini sangat jauh berbeda dengan keadaan pada satu dekade sebelumnya, yaitu ketika hubungan Prancis dan Amerika Serikat menyentuh titik paling buruk, karena perbedaan sikap menyangkut Irak.
Hubungan di titik rendah itu juga dikarenakan penentangan presiden Prancis saat itu, Jacques Chirac, terhadap serangan AS ke pemerintahan Saddam Hussein.
Demikian dalam kebencian itu hingga kentang goreng yang dinamai 'French fries' diganti menjadi 'freedom fries' di beberapa restoran Amerika, termasuk yang berada di gedung DPR AS.
Jika koalisi Prancis-AS benar-benar terbentuk, Paris berada dalam posisi untuk membantu koalisi dengan mengerahkan peluru-peluru kendali yang diluncurkan dari pesawat-pesawat jet tempur, serta kapal selam.
Sementara itu, juga beredar kampanye anti Prancis di publik, antara lain dalam bentuk tulisan di kaos dan papan-papan iklan. Kebalikan dari situasi yang dramatis pada saat itu, Hollande telah mencoba mendukung upaya Washington untuk membentuk koalisi internasional bagi kemungkinan penyerangan terhadap Suriah.
Dalam menanggapi pertanyaan, Hollande tidak mengesampingkan kemungkinan dilakukannya serangan militer dalam beberapa hari mendatang, bahkan sebelum parlemen Prancis menggelar sidang darurat untuk membahas masalahtersebut.
Pada pidato yang disampaikannya menyangkut operasi militer di Suriah, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada hari Jumat memuji Prancis sebagai "sekutu terlama" Washington, namun tidak menyebut Inggris.(lmd/bhc/mdb) |