JAKARTA, Berita HUKUM - Aksi demo menjelang Hari Buruh seluruh dunia yang jatuh setiap 1 Mei yang dikenal dengan May Day pada 2014 lakukan didepan Istana Negara Republik Indonesia di Jakarta, sekitar seribuan buruh dari Serikat Pekerja Nasional (SPN) melakukan aksi, mereka long march dari patung kuda menuju kedepan Istana Negara, yang meminta upah layak dan upah yang berkeadilan.
Dalam aksinya saling bergantian melakukan orasi, pendemo mengingatkan Pemerintah yang telah gagal melaksanankan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dimana saat ini masih banyak masyarakat dan buruh yang dipersulit dalam pelayanan di Rumah sakit.
"Program BPJS pemerintah gagal, membuat resah dan semakin rumit kami kaum pekerja," teriak salah seorang pendemo dari atas mobil komando melakukan orasi didepan Istana Negara, Monas pada, Rabu (30/4).
Buruh juga meneriakkan Stop Outsourcing, Sistim Kerja Kontrak Harian Lepas perbudakan gaya baru, yang merampas masa depan pekerja dan buruh.
Menolak sikap anti serikat pekerja, (Union Busting) oleh aparat Kepolisian, pegawai Dinas Tenaga Kerja, Pengusaha, Preman dengan mengunakan cara intimidasi, PHK. Dan memusuhi Aktivis buruh.
"Kami menolak UU No 40/2004, agar pemerintah segera mengeluarkan Perpu Jaminan Sosial Kesehatan, untuk seluruh rakyat di danai oleh APBN, dan jaminan usia lanjut yang di danai APBN," teriak buruh kembali.
Dalam aksinya juga mereka membawa berbagai atribut diantaranya banner yang bertuliskan, 'MK..! Urusin Gugatan Buruh Tentang UU SJSN BPJS,' dan 'Penegak Hukum Hanya Berpihak Kepada Yang Punya Duit'.
Aksi ini tampak mendapat pengawalan ketat dari aparat satuan Sabara dan Polres Metro Jakarta Pusat, juga Polsek Metro Gambir, hingga petang hari aksi demo buruh berjalan dengan damai dan buruh SPN beransur-ansur meninggalkan Istana Merdeka dan kembali dengan tertib, lalu lintas sempat terhambat karena aksi buruh kali ini, namun tidak berlangsung lama dan dapat normal kembali.(bhc/put) |