Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Media
Politisi PDIP: Kita Bukan Negara Komunis, Tapi Justru Lebih dari Komunis
2017-01-07 18:31:39
 

Ilustrasi. Anggota DPR RI Dr. Effendi M.S Simbolon, M.IPol.(Foto: BH/mnd)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Anggota Komisi I DPR RI, Dr. Effendi Simbolon, M.IPol menyatakan keheranannya dengan sikap pemerintahan Republik Indonesia Pimpinan Jokowi-JK yang membungkan kebebasan berpendapat di dunia maya. Yakni dengan memblokir konten di media sosial maupun media online.

Padahal, di negara komunis sekalipun seperti China tidak melakukan aturan yang sifatnya menghalangi rakyatnya berpendapat di dunia maya. Justru semestinya pemerintah mengimbanginya dengan memberikan informasi akurat sebagai counter bahwa pemerintah dalam keadaan yang baik.

"Saya kira negara sebesar China sekalipun tidak melakukan counter dengan cara menghalang-halangi siapapun yang ingin bicara di dunia maya, tetapi justru dia mengimbangi sepanjang pemerintah baik-baik saja tidak ada yang salah," kata Effendi Simbolon di Jakarta, Sabtu (7/1).

Berbicara dalam diskusi, di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Effendi menekankan bahwa pemerintah China sebenarnya mempunyai kekuatan lebih besar untuk mengatur rakyatnya dalam berpendapat. Namun semua itu tidak dilakukan.

"Pemerintah China itu sudah lewat masa turblensi itu, dia negara komunis, harusnya dia menggunakan kekuasaan-kekuasaan kekuatannya untuk membelenggu semuanya, kita bukan negara komunis tapi kok kita justru layaknya lebih-lebih dari komunis," jelas Effendi Simbolon.

Ia menyarankan pemerintah tidak terlalu reaktif dalam menanggapi sejumlah pendapat yang ada di dunia maya sekalipun informasi yang muncul merupakan kabar bohong atau hoax. Sebab sikap demikian justru menimbulkan kegaduhan politik.

"Kalau pemerintah reaktif itu semua membuat suasana semakin panik. Kalau semua sebagai pengatur, semua apa kata Menkominfo, artinya sekarang ini kedaulatan tidak lagi di tangan rakyat," pungkas Effendi.(ns/aktual.com/bh/sya)




 
   Berita Terkait > Media
 
  LKPP Terima Pengaduan WAKOMINDO Terkait Diskriminasi Kerjasama Media di Pemerintahan Daerah
  Biro PP Lakukan 'Media Visit' Massifikasi Informasi Kinerja DPR dan Persiapan IPU
  Perselisihan Kapolrestro Depok-Wartawan Dimusyawarahkan, Kompolnas: Media Membantu Polri
  Ketua Forwaka Laporkan Alfian Biga ke Polda Gorontalo
  Direktur Intelkam Polda Metro Jaya Ungkap Peran Penting Media di Masa Pandemi Covid-19
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2