TOKYO (BeritaHUKUM.com) – Mahkamah Agung Jepang, Senin (21/11), memperkuat keputusan hukuman mati terhadap Seiichi Endo. Ia merupakan seorang pemimpin sekte Aum Shinrikyo yang melakukan serangan gas sarin yang beracun di Tokyo pada 1995.
Majelis hakim Mahkamah Agung berpendapat bahwa Endo dengan kemampuan ilmunya, memegang peran kunci dalam memproduksi sarin dan mengetahui untuk apa gas itu digunakan. Dengan keputusan ini, maka berakhirlah proses peradilan yang berkaitan dengan Aum Shinrikyo yang sudah berlangsung selama 16 tahun belakangan.
Sebelumnya, pengadilan memutuskan hukuman mati atas Endo, karena memproduksi gas sarin yang mematikan. Bahan berbahaya itu digunakan dalam serangan di Tokyo oleh Aum Shinrikyo maupun di Matsumoto, Jepang tengah, setahun sebelumnya.
Tim penasehat hukumnya mengajukan kasasi dengan alasan Endo berada di bawah kendali ajaran sekte, sehingga tidak bisa menolak perintah yang diberikan oleh pemimpin sekte, Shoko Asahara. Namun, dalih hukum itu pun ditolak pengadilan.
Selain diramaikan para korban maupun keluarganya, pengadilan Endo juga dihadiri Hirosho Araki. Ia merupakan juru bicara sekte agama Aleph, yang merupakan kelanjutan dari Aum Shinrikyo. Kepada para wartawan, Araki menyayangkan Endo yang memilih diam saat sidang keputusan atas hukuman matinya sehingga, menurutnya, tidak mengungkapkan hal yang sebenarnya terjadi.
Seperti dilaporkan kantor berita Jepang, NHK, hingga saat ini tercatat sudah 189 anggota sekte tersebut, dijatuhi hukuman dan 13 diantaranya -termasuk pemimpin Shoko Asahara- diganjar dengan hukuman mati.
Keberadaan sekte ini, masih sah secara hukum. Pasalnya, konstitusi Jepang menjamin kebebasan beragama. Namun, serangan gas sarin di Matsumoto pada 1994, telah menyebabkan delapan korban jiwa dan melukai sedikitnya 200 orang.
Sedangkan korban jiwa dalam serangan di kereta bawah tanah di Tokyo pada Maret 1995 mencapai 12 orang dan 54 menderita luka serius. Sedangkan 900 lebih lainnya terkena gangguan kesehatan.
Shoko Asahara mendirikan sekte Aum Shinrikyo pada tahun 1984 dan pada masa puncak, sektenya disebut memiliki sampai 10.000 pengikut. Dia ditangkap di dekat Gunung Fuji dua bulan setelah serangan di kereta bawah tanah Tokyo.(bbc/sya)
|