JAKARTA, Berita HUKUM - Anggota Komisi IV DPR, Hermanto dalam kunjungan kerja ke daerah pemilihan (dapil) Sumatera Barat I dalam masa reses sekarang ini banyak menerima keluhan kegagalan reproduksi sapi dari para peternak setempat.
"Sekarang ini peternak sudah terbiasa mengundang mantri hewan untuk melakukan inseminasi buatan (IB) terhadap sapi miliknya. Tetapi upaya reproduksi ini umumnya baru berhasil setelah dilakukan 4-5 kali. Jadi 3 kali IB sebelumnya gagal", ungkap Hermanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima Parlementaria pada, Senin (3/8).
Bahkan, lanjutnya, ada yang mengeluh sudah 8 kali IB sapinya tidak juga kunjung bunting. "Peternak itu mengaku sangat kesal", ujarnya.
Padahal, kata politisi PKS ini, untuk mendapat layanan IB tersebut tidak gratis. "Sekali IB peternak mengaku harus bayar 50-70 ribu", ucapnya.
Memang ada yang hanya dengan sekali IB sapi bisa langsung bunting. Namun yang seperti ini jarang terjadi.
Permasalahan lain, menurutnya, IB yang berhasil juga tidak menjamin sapi bunting bisa sampai melahirkan. "Banyak keluhan sapi yang berhasil bunting itu selanjutnya keguguran", ungkapnya.
Selain itu, sapi yang berhasil beranak tahun ini seringkali tidak beranak di tahun berikutnya. "Para peternak minta dibantu agar sapinya bisa beranak tiap tahun", imbuhnya.
Lebih jauh Hermanto mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) agar secara proaktif membantu peternak dalam mengatasi masalah ini. "Masalah kegagalan reproduksi sapi yang dialami masyarakat Sumbar ini sangat mungkin dialami juga oleh para peternak sapi di seluruh Indonesia", katanya.
Kementan harus menangani masalah ini secara serius. "Kementan harus mampu mengatasi masalah kegagalan reproduksi sapi yang dialami masyarakat untuk mencapai swasembada daging di masa datang", pungkasnya.(*,mp/dpr/bh/sya) |