ISLAMABAD, Berita HUKUM – Ketegangan kembali terjadi di tingkat elit India dan Pakistan, terkait tudingan India bahwa pasukan Pakistan memenggal kepala pasukan India di Kashmir yang hingga kini masih merupakan daerah konflik antara dua negara nuklir tersebut.
Dalam menepis tuduhan India, mantan Perdana Menteri Pakistan Pervez Musharraf pun angkat bicara, ia membela negaranya yang tengah bersitegang dengan India dengan cukup agresif.
"Tidak ada tindakan dari India untuk membangun hubungan yang beradab dengan Pakistan," ujar Musharraf, seperti dikutip Express Tribune, Minggu (20/1).
Pensiunan militer itu menegaskan pula, media dan politisi-politisi India selalu histeris ketika menyimak laporan seperti yang baru saja terungkap. Musharraf mengatakan pula, negaranya bukanlah negara yang dipenuhi dengan "orang gila" yang tega melakukan aksi keji itu.
Kashmir merupakan wilayah yang dipersengketakan oleh India dan Pakistan sejak kedua negara itu berdiri. Terdapat dua perang yang dilakukan oleh kedua negara Asia Selatan itu yang diakibatkan oleh isu Kashmir.
Musharraf menyebut insiden pemenggalan kepala itu sebagai peristiwa yang keji dan tidak dapat diterima. Meski demikian, Musharraf yakin, pasukan Pakistan tidak akan melakukan tindakan itu.
Tuduhan itu dilancarkan oleh India ke Pakistan pada pekan lalu. India mengklaim menemukan jenazah pasukannya dalam keadaan termutilasi dan terpenggal. Pakistan sendiri menuduh India telah menembak mati tiga tentaranya di Kashmir sejak 6 Januari lalu.
Sejauh ini, Pakistan dan India saling memutuskan untuk meredakan ketegangan di Kashmir. Juru bicara Pemerintah India juga sudah mengatakan bahwa terjadi sebuah kesalahpahaman antara militer India dan Pakistan.
India dan Pakistan sudah membuat kesepakatan gencatan senjata di Kashmir pada tahun 2003 silam. Meski demikian, ketegangan pun masih sering terjadi antar dua negara yang sebenarnya memiliki banyak kesamaan tersebut.(oke/bhc/mdb)
|