ACEH UTARA, Berita HUKUM - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Utara mencatat angka pertumbuhan sektor ekonomi melambat. "Benar, faktor utamanya dipengaruhi pendapatan Migas," kata Ir. Hamdani, kepada pewarta BeritaHUKUM.com, Jum'at (22/3).
Aceh Utara merupakan lumbung Migas, namum ketika nilai minyak dan gas itu tinggi, maka otomatis pertumbuhan ekonomi juga meningkat dan begitu juga sebaliknya. Dijelaskanya, tahun lalu pertumbuhan ekonomi di Aceh Utara sempat tercatat di level tertinggi.
Hasil Migas saat itu sangat melimpah, namun beberapa tahun kemudian sumber Migas mulai turun bahkan anjlok dari tahun-ketahun sehingga ekonomi masyarakat lemah. Hal ini dikarenakan ketergantungan masyarakat Aceh Utara terhadap Migas sangat tinggi.
Ketergantungan inilah yang membuat masyarakat menjadi enggan mencari sumber lain yang bisa mengimbangi sumber Migas itu. "Ini adalah penyebab utamanya ekonomi menurun," ujar Hamdani
BPS Aceh Utara mencatat, bahwa pertumbuhan ekonomi di Aceh Utara di tahun 2008 hingga 2011 lalu hanya berkembang sekitar 40 hingga 50 persen. Indikatornya berada pada angka 3,67, menyusul tahun 2009 turun menjadi 3,32. Kemudian memasuki tahun 2010, kembali naik diangka 3,62, hingga mengalami kenaikan pada tahun 2011 yaitu 3,91.
Nah, imbuh Kepala BPS, di tahun 2011 sampai 2013 ini terpantau bahwa masyarakat sudah mulai mencari solusi, dan mulai menyeimbangi Migas.(bhc/sul) |