JAKARTA, Berita HUKUM - Bertepatan dengan hari Supersemar (Surat Perintah Satu Maret), Jumat (1/3), DPP Masyarakat Penerus Amanat Supersemar (Muammar) kembali mendukung mantan Presiden RI, Soeharto untuk diangkat menjadi Pahlawan Nasional.
Bertempat di gedung Granadi, Rasuna Said, Jakarta, DPP Muammar mengadakan acara tanda tangan dukungan atas Almarhum Jenderal Besar HM Soeharto, sebagai Pahlawan Pembangunan Republik Indonesia. "Kami mendukung Bapak Soeharto sebagai Pahlawan, karena beliau sudah berjasa bagi pembangunan negeri," kata Ketua DPP Muammar, Tri Djoko Susilo, Jumat (1/3) di gedung Granadi.
Galangan tanda tangan untuk mendukung Soeharto jadi pahlawan, juga diikuti pameran foto dan benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Galangan dana dan pameran berkaitan dengan Presiden Indonesia ke-2 itu berlangsung 3 hari. Acara itu dimulai sejak tanggal 27 Februari hingga 1 Maret. "Dukungan cukup banyak. Ini menandakan begitu masyarakat yang mendukung," tambahnya.
Tapi, ketika pewarta meminta untuk melihat dukungan berbentuk tandangan itu, Tri Djoko mengatakan bahwa kain yang berisi tanda tangan itu sudah dibawa keluarga Cendana. "Wah, sudah dibawa keluarga Cendana. Selama berlangsungnya acara ini, keluarga Cendana terus mendukung," ujarnya.
Tri Djoko menyebut, dukungan tanda tangan itu berasal dari puluhan Organisasi masyarakat (Ormas). Misalnya saja Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), GP Ansor, Putra Mandala, Trikora, Veteran. "Bahkan kemarin (Kamis) anak SD datang untuk pengenalan agar mereka tahu Bapak Soeharto," terangnya.
Puluhan lukisan Soeharto terpampang di lobi gedung Granadi. Baik lukisan saat Soeharto menjabat Presiden, maupun sebelumnya. Bahkan, kendaraan yang pernah di pakai eks orang nomor satu Republik ini, ikut dipajang di lobi gedung. Misalnya, Sepeda Onthel buatan Belanda, maupun motor Harley Davidson buatan tahun 1942.
"Mengapa Pak Soeharto belum menjadi Pahlawan? Ini menyangkut kepentingan politik. SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) masih takut, karena sekarang zaman reformasi. Bagi saya pak Harto masih hidup," pungkasnya.(bhc/din) |