Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
White Crime    
Pemilu
Penyidikan Polri Diyakini Sama dengan Temuan MK
Saturday 16 Jul 2011 15:2
 

 
JAKARTA-Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD meyakini hasil penyidikan Polri tidak akan berbeda dengan fakta temuan Panja Mafia Pemilu mengenai keterlibatan Andi Nurpati. Fakta-fakta yang terungkap di Panja Mafia Pemilu Komisi II DPR, diyakininya sama dengan fakta yang ditemukan tim penyidik Bareskrim Polri.

Hasil penyidikan Polri, diharapkan pula sejalan dengan temuan Panja. Pasalnya. kedua hal ini bersumber dari laporan yang sama yaitu MK. “Alur temuan Panja DPR sama dengan alur laporan investigasi MK yang disampaikan ke polisi. Jadi temuan panja tinggal dikonstruksikan secara hukum saja. Fakta yuridis oleh penyidik tinggal digabung dengan hasil penyidikan Polisi sendiri,” kata Mahfud saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (16/7).

Sedangkan anggota Panja Mafia Pemilu DPR Abdul Malik Haramain mempetanyakan sikap Bareskrim Polri yang belum juga menetapkan Andi Nurpati sebagai tersangka baru dalam kasus dugaan pemalsuan dokumen MK. "Sikap polisi itu menimbulkan spekulasi. Mestinya polisi sudah bisa menetapkan tersangka lain dalam kasus itu," ujarnya.

Menurut Haramain, Polri seharusnya sudah bisa menetapkan tersangka kepada orang-orang yang selama ini diduga kuat menjadi aktor dari pemalsuan dan penggelapan surat MK. Pendapat ini merujuk pada kesimpulan sementara dalam investigasi dan penyelidikan Panja Mafia Pemilu. “Semua ini terkait dengan siapa pelaksana di lapangan, siapa yang memerintahkan, termasuk siapa aktor yang merancang skenarionya," jelas PKB ini.

Haramain menambahkan, meski orang-orang yang diduga sebagai aktor membantah, namun berdasarkan keterangan dan konfirmasi langsung Panja kepada staf-staf MK maupun staf-staf KPU serta komisioner telah menguatkan indikasi peran mereka. “Kami berharap pemeriksaan polisi lebih maju dalam mengungkap kasus ini. Polri harus bersikap obyektif dan profesional sehingga tidak terpengaruh oleh kekuatan politik manapun," imbuhnya.

Datangi Bareskrim
Sementara Ketua Panja Mafia Pemilu DPR Chairuman Harahap mengatakan, pihaknya berencana akan meminta keterangan dari Mashuri Hasan, tersangka pemalsuan surat keputusan MK pada pekan depan. "Kamis (21/7) depan, kami ke sana (Bareskrim Polri-red),” ujar dia.

Menurutnya, keterangan Mashuri Hasan tetap sangat penting, meski saat telah ada beberapa saksi yang dihadirkan di Panja menyebutkan keterlibatan Andi Nurpati. "Tetap penting, untuk konfirmasi dari beberapa keterangan itu. Meski Andi Nurpati tidak mengakui dan membaca, tapi ada saksi lain yang bisa menunjukkan itu, dan surat itu disimpan olehnya," jelas Chairuman.

Hal penting lainnya, lanjut anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar ini, mengenai surat bernomor 112 dan 113 bertanggal 14 Agustus 2009. Surat yang didisposisi oleh ketua KPU itu tidak sampai diberikan oleh Andi Nurpati, tapi ditahan Karo Hukum dan Biro Teknis KPU. "Jadi ada surat lain yang diterima Andi Nurpati, jadi mungkin surat itu dikonsep Mashuri Hasan,” ucapnya.

Selain itu, kata Chairuman, upaya Panja Mafia Hukum untuk meminta keterangan dari Mashuri Hasan, untuk menepis tudingan jika Panja dipolitisasi. "Kami tidak dipolitisasi, justru kami bertekad membongkar dan tidak berhenti pada Andi Nurpati saja. Jika ada yang mengatakan demikian, silahkan lihat hasilnya nanti. Panja lakukan ini untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap KPU," tegas mantan jaksa tersebut.

Anggota Komisi II Fraksi Partai Demokrat Sutjipto mengakui, keterangan saksi yang merupakan staf KPU cukup memberatkan Andi Nurpati. Terkait dengan hal tersebut, Partai Demokrat akan memanggil Andi Nurpati untuk mengklarifikasi pengakuan para staf KPU tersebut. "Saya akui jika keterangan staf KPU, khususnya mantan supirnya Andi Nurpati. Keterangan itu sangat memberatkan Andi Nurpati,” ujarnya.

Ketua Departemen Pertanahan DPP Partai Demokrat ini mengatakan, dari semua saksi yang telah diminta keterangannya, masih beberapa keterangan yang perlu dikonfirmasikan kembali. "Lalu penting juga bagi Demokrat untuk meminta keterangan dan klarifikasi dari Andi Nurpati. Kami akan klarifikasi, kenapa kok bisa berbeda keterangannya. Kami tetap menjunjung asa praduga tak bersalah," jelas Sutjipto.(dbs/irm)



 
   Berita Terkait > Pemilu
 
  Usai Gugat ke MK, Mahfud MD dan Ari Yusuf Amir Adakan Pertemuan di Rumah Ketua MA?
  PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet
  Daftar Lengkap Perolehan Suara Partai Politik Pemilu 2024, Dan 10 Partai Tidak Lolos ke Senayan
  DPD RI Sepakat Bentuk Pansus Dugaan Kecurangan Pemilu 2024
  Nyaris Duel, Deddy Sitorus PDIP dan Noel Prabowo Mania saat Debat di TV Bahas Pemilu
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

Pakar Hukum: Berdasarkan Aturan MK, Kepala Daerah Dua Periode Tidak Boleh Maju Lagi di Pilkada

 

ads2

  Berita Terkini
 
PT Damai Putra Group Tolak Eksekusi PN Bekasi, Langkah Tegas Melawan Ketidakadilan

Kata Meutya Hafid soal Pencopotan Prabu Revolusi dari Komdigi

Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Hari Guru Nasional, Psikiater Mintarsih Ingatkan Pemerintah Agar Segera Sejahterakan Para Guru

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2