Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Rupiah
Penurunan IHSG dan Rupiah Karena Ketidakpastian Global Semakin Menguat
Wednesday 28 Aug 2013 13:06:33
 

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Prof. Firmanzah Ph.D.(Foto: flickr/f1z)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Prof. Firmanzah Ph.D, mengemukakan, ekonomi Indonesia bersama dengan ekonomi dunia saat ini sedang berada dalam wilayah ketidakpastian global (Uncertainty Teritory) yang semakin meluas dan kompleks.

Ada dua wilayah ketidakpastian global yang yang disebut Prof. Firmanzah sangat mempengaruhi gejolak ekonomi dunia, yaitu dunia sedang menunggu kepastian tentang keputusan Bank Sentral AS (The Fed) untuk mengurangi stimulus moneter tahap ketiga atau Quantitative Easing tahap ketiga. Dan belum tuntas dalam menunggu ketidakpastian tentang keputusan Bank Sentral AS itu, dunia tiba-tiba mendapatkan tambahan wilayah ketidakpastian baru yaitu yang terkait dengan krisis di Suriah.

“Rencana pemerintah Amerika Serikat (AS), Perancis dan Inggris dalam intervensi militer ke Suriah telah menciptakan gejolak baru di pasar keuangan dunia. Kekhawatiran ini memicu terganggunya pasokan minyak mentah dunia, dan mengakibatkan sejumlah saham industri dan perusahaan yang memiliki komponen biaya minyak dalam fungsi produksi akan mengalami lonjakan production-cost akibat kenaikan harga minyak mentah,” kata Firmanzah di Jakarta, Rabu (28/8).

Akibatnya, lanjut Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan itu, sejumlah indeks pasar saham global berjatuhan, kemarin (27/8).

"Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Tokyo, AS, bursa-bursa saham Asia di Filipina, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, termasuk Indonesia yang mengalami tekanan aksi jual,” papar Firmanzah.

Bukan hanya indeks harga saham, menurut Firmanzah, nilai tukar mata uang juga terus mengalami tekanan di banyak negara, termasuk juga dollar Australia mengalami pelemahan yang cukup tajam.

Sebagaimana diketahui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam perdagangan Selasa (27/8) ditutup di level 3.967 atau terkoreksi turun 152,83 basis dibanding perdagangan hari sebelumnya. Sementara itu pada penutupan Selasa (27/8) nilai kurs tengah Rupiah berdasarkan Bank Indonesia ditutup melemah pada level Rp 10.883 per dollar AS.

Diwaspadai dan Terus Diantisipasi

Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan itu memastikan, dua tekanan global, yaitu rencana pengurangan stimulus moneter AS tahap III dan kekhawatiran atas intervensi militer AS dan Inggris ke Suriah, akan terus dimonitor, dihitung, dan diwaspadai dampaknya terhadap ekonomi Indonesia.

“Selain itu juga akan terus dipersiapan kebijakan untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia akibat dampak dari ketidakpastian yang semakin meluas ini,” jelas Firmanzah. Sampai saat ini tercatat lebih dari 44 miliar dolar Amerika Serikat capital-outflow yang keluar dari negara berkembang dan emerging-markets.

Tekanan eksternal ini dipastikan akan semakin meningkat akibat rencana intervensi-militer di Suriah dan resiko meningkatnya harga minyak mentah dunia.

Menurut Firmanzah, saat ini, baik pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus memonitor dan mewaspadai perkembangan ekonomi dunia, dan menghitung formula kebijakan yang telah ada sudah memadai atau tidak.

Arus masuk kembali modal di pasar keuangan di negara berkembang dan emerging-markets juga tidak seperti yang diharapkan dengan posisi wait and see investor global yang menunggu kepastian dari dua hal tersebut, yaitu rencana pengurungan stimulus moneter AS dan antisipasi dampak intervensi militer Inggris, Perancis dan AS di Suriah.(skb/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > Rupiah
 
  Efektivitas Peluncuran Uang Kertas Pecahan Rp 75 Ribu Edisi Khusus Dipertanyakan
  Rupiah Terus Anjlok, Defisit Anggaran Melebar dan Kasus Corona Bertambah
  Tekapar 127 Poin, Rupiah Menjadi Mata Uang Paling Lemah di Asia
  Kritik dan Tertawai Cetak Uang Braille, TKN Jokowi - Ma'ruf Sangat Below Standar Pengetahuan
  IPI: Ada 2 Faktor Penyebab Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2