Amerika Serikat Penembakan Massal di Gereja Texas, AS dengan 27 Orang Tewas 2017-11-06 11:47:51
Pihak berwenang memasang garis polisidi lokasi penembakan di Sutherland Springs.(Foto: Istimewa)
TEXAS, Berita HUKUM - Kepolisian Texas, Amerika Serikat, mengatakan sekitar 27 orang terbunuh dalam penembakan massal di Gereja First Baptist di Sutherland Springs, sekitar 50km dari kota San Antonio.
Seorang pejabat kepolisian setempat Joe Tackitt mengatakan terduga pelaku penembakan sudah dilumpuhkan oleh polisi. Selain korban meninggal dunia, peristiwa itu juga menyebabkan sejumlah orang luka.
Adapun pejabat lainnya Albert Gamez Jr mengukuhkan jumlah korban kepada stasiun televisi CBS News.
"Rincian peristiwa belum jelas tetapi yang saya ketahui sejauh ini, apa yang disampaikan kepada saya, adalah 27 orang meninggal dunia dan lebih dari 20,25 orang luka," jelas Gomez Jr. Hak atas fotoMAX MASSEY/KSAT/REUTERSImage captionMenurut FBI, sejauh ini belum diketahui motif pelaku penembakan massal di gereja.
Rekaman gambar televisi menunjukkan banyak anggota kepolisian diterjunkan ke lokasi kejadian di Sutherland Springs yang berpenduduk sekitar 400 jiwa. Sejumlah mobil ambulans dan pemadam kebakaran juga terlihat di lokasi.
Biro Penyelidik Federal (FBI) cabang San Antonio mengatakan telah menurunkan agen-agennya dan sejauh ini belum diketahui motif pelaku.
Ditambahkan oleh FBI bahwa meskipun hanya satu orang yang diduga sebagai pelaku, pihaknya juga membuka kemungkinan lain.
Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan, "Doa kami panjatkan bagi mereka yang terkena dampak dari aksi jahat ini. Terima kasih kepada para penegak hukum atas tanggapan yang mereka berikan."
Sementara itu, Presiden Trump, yang sedang melakukan kunjungan ke Asia, menulis lewat Twitter, "Semoga Tuhan bersama warga Sutherland Springs, Texas. FBI dan penegak hukum berada di lokasi. Saya memantau situasi dari Jepang."
Sementara, Pelaku penembakan massal di sebuah gereja di AS yeng menewaskan 27 orang itu diduga adalah Devin Patrick Kelly, bekas tentara yang dipecat dari Angkatan Udara AS, lapor media.
Sekitar 20 orang terluka. Nama pelaku muncul di berbagai media, kendati pihak berwenang belum mengumumkannya secara resmi.
Direktur Dinas Keamanan Umum Texas, Freeman Martin menyebut, sang pelaku adalah "seorang pria kulit putih berusia 20 tahunan, mengenakan pakaian serba hitam, serta memakai rompi tempur serta peralatan serangan taktis."
Ia mulai melakukan aksinya dengan melepaskan tembakan dari halaman gereja, lalu bergerak maju, masuk gereja dan memberondongkan tembakan, tambah Freeman Martin.
"Seorang warga kemudian mencabut senjatanya dan melepaskan tembakan ke arah terduga pelaku. Pelaku kemudian melarikan diri dengan sebuah kendaran," kata Martin pula.
Warga itu kemudian memburu terduga pelaku, yang melarikan kendaraannya dan kemudian terhenti setelah menabrak sesuatu di jalur Guadalupe County.
"Polisi menemukan terduga pelaku sudah tewas di dalam mobilnya, namun belum jelas apakah akibat tembakan dari warga yang memburunya atau akibat menembak dirinya sendiri," Martin menambahkan.
Sejauh ini belum jelas apa motif pembunuhan massal itu.
Rekaman gambar televisi menunjukkan banyak anggota kepolisian diterjunkan ke lokasi kejadian di Sutherland Springs yang berpenduduk sekitar 400 jiwa. Sejumlah mobil ambulans dan pemadam kebakaran juga terlihat di lokasi.
Biro Penyelidik Federal (FBI) cabang San Antonio mengatakan telah menurunkan agen-agennya dan sejauh ini belum diketahui motif pelaku.
Ditambahkan oleh FBI bahwa meskipun hanya satu orang yang diduga sebagai pelaku, pihaknya juga membuka kemungkinan lain.
Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan, "Doa kami panjatkan bagi mereka yang terkena dampak dari aksi jahat ini. Terima kasih kepada para penegak hukum atas tanggapan yang mereka berikan."
Sementara itu, Presiden Trump, yang sedang melakukan kunjungan ke Asia, menulis lewat Twitter, "Semoga Tuhan bersama warga Sutherland Springs, Texas. FBI dan penegak hukum berada di lokasi. Saya memantau situasi dari Jepang."
Berbagai pemimpin dunia juga melontarkan kutukan atas peristiwa itu, dan menyampaikan duka dan solidaritas pada korban.(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com