Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Mesir
Pendukung Presiden Morsi Menggelar Aksi
Wednesday 03 Jul 2013 00:00:04
 

Pendukung Presiden Mohammed Morsi menggelar aksi di Ibukota Kairo.(Foto: afp)
 
MESIR, Berita HUKUM - Warga Mesir pendukung Presiden Mohammed Morsi mulai berkumpul di Kairo menjelang berakhirnya batas waktu yang diberikan kelompok oposisi agar Morsi mengundurkan diri.

Mereka antara lain berkumpul di sekitar Masjid Rabaa al-Adawiya dan pawai pendukung Morsi juga berlangsung di kawasan Marasa Matruh, Beni Suef, dan Kafr al-Sheikh.

Seorang juru bicara Partai Kebebasan dan Keadilan -yang merupakan sayap politik Ikhwanul Muslimin pendukung Presiden Morsi- sudah meminta agar para pendukung mereka turun ke jalan.

"Ini momen yang kritis bagi sejarah Mesir, kami menghadapi masa yang amat mirip dengan tahun 1952," kata Murad Ali kepada kantor berita Reuters. Dia merujuk pada peristiwa ketika Gamal Abdel Nasser -yang saat itu berpangkat kolonel- menggulingkan Raja Farouk.

"Warga Mesir sadar bahwa ada orang-orang yang sama yang ingin mendorong negara ini kembali ke sejarah dan kembali ke kediktatoran."

Sementara itu para penentang Presiden Morsi meneruskan aksinya dan dikhawatirkan terjadi bentrokan jika kedua kelompok berhadapan secara langsung.

Tekanan atas Morsi

Kelompok oposisi yang menamakan diri Tamarod -yang artinya pemberontak- memberikan batas waktu pukul 17.00 waktu setempat hari ini, Selasa 2 Juli, bagi Morsi untuk mengundurkan diri atau menghadapi pembangkangan sipil.

Beberapa jam setelah pernyataan oposisi pada hari Senin (1/7) itu, militer juga mengeluarkan Klik ultimatum akan campur tangan jika pemerintah dan oposisi gagal menyelesaikan krisis politik.

Kantor kepresidenan sudah mengeluarkan Klik pernyataan menolak ultimatum militer dengan menegaskan presiden akan tetap meneruskan rencana rekonsiliasi nasional.

Tekanan atas Presiden Morsi tampaknya semakin besar dengan pengunduran diri enam menteri kabinet, termasuk Menteri Luar Negeri, Mohamed Kamel Amr, dan dua orang juru bicara pemerintah.

Klik Unjuk rasa antipemerintah besar-besaran berlangsung Minggu 30 Juni dengan diwarnai kekerasan yang menewaskan 16 orang dan melukai lebih dari 700 lainya.(bbc/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > Mesir
 
  Mesir Temukan 'Kota Emas yang Hilang' Warisan Firaun 3.000 Tahun Lalu, Temuan Paling Penting setelah Makam Tutankhamun
  Terusan Suez Sudah Bisa Dilewati, Mesir Buka Penyelidikan terhadap Kapal Kontainer yang Kandas
  Muhammad Mursi Meninggal, Presiden Erdogan: Pemerintah Mesir Harus Diadili di Mahkamah Internasional
  Ustadz Hanan Attaki, Lc tentang Muhammad Mursi
  Total 44 Tewas, 2 Gereja Dibom, Mesir Tetapkan Keadaan Darurat
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2