JAKARTA (BeritaHUKUM.com) - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, mencatat penurunan pendapatan usaha sebesar 1,02 persen menjadi Rp. 19,57 triliun per Desember 2011 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp. 19,77 triliun.
Seperti dikutip dari laporan keuangan yang diterbitkan perseroan di Jakarta, Jumat (30/3/2012), laba operasi perusahaan juga tercatat turun hingga 16 persen menjadi Rp. 7,72 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp. 9,03 triliun.
Menurut Korporasi Perusahaan Gas Negara (PGN), peningkatan beban pokok diakibatkan oleh kenaikan harga beli gas dari perpanjangan kontrak dan kontrak gas baru dan penurunan jumlah volume yang di distribusikan, penyebab pendapatan perusahaan gas berplat merah itu mengalami penurunan hingga 1,02 persen.
Adapun laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (laba bersih) 2011 adalah sebesar Rp. 5,93 triliun. Selanjutnya, untuk laba bersih, juga mengalami penurunan menjadi Rp. 5,93 triliun dibanding tahun lalu periode yang sama yang sebesar Rp. 6,23 triliun.
Volume penjualan gas pada usaha distribusi selama 2011 sebesar 795 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari) merupakan factor penentu pencapaian kinerja sector keuangan PGN.
"Pasokan yang kami terima selama 2011 mengalami fluktuasi. Kebijakan terkait prioritas alokasi gas bumi bagi domestik dan kegiatan maintenance di sisi hulu secara signifikan mempengaruhi pengaliran gas bagi pelanggan. Saat ini, PGN dan pelanggan khususnya industri terus mengupayakan agar alokasi gas bumi yang diberikan kepada industri melalui infrastruktur PGN dapat terus meningkat, mengingat dampaknya yang positif untuk menggerakkan roda perekonomian nasional," ungkap Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso.
Sementara untuk sektor hilir, PGN mendirikan anak perusahaan guna meningkatkan layanan Prima kepada pelanggan. Hal itu bertujuan agar pemanfaatan gas dapat seefektif dan seefisien mungkin, sehingga menunjang produk industri. (bhc/boy)
|