JAKARTA, Berita HUKUM - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menginginkan agar pemerintah lebih bijak dalam memberantas berita hoax, tanpa pandang bulu. Ia juga mengingatkan pemerintah agar penyebar hoaks tidak selalu dikaitkan dengan kelompok muslim.
"Kita tidak ingin ini menjadi upaya mematikan demokrasi kita, harus betul-betul di-cek, apa yang dimaksud dengan hoaks. Karena dari beberapa yurisprudensi yang ada, tuduhan-tuduhan penyebar hoaks bahkan Saracen, tapi ternyata tidak terbukti," ungkap Fadli di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (1/3).
Menanggapi tertangkapnya enam tersangka pelaku penyebar hoaks kelompok Muslim Cyber Army (MCA), Fadli mengapresiasi kinerja badan siber Polisi dalam memberantas hoaks. Namun, Fadli menegaskan, pemerintah harus betul-betul berlaku adil, jangan sampai mematikan demokrasi dan hanya menyasar kelompok tertentu.
"Jika memang pihak siber mau melakukan pemberantasan terhadap hoaks, kita setuju. Tapi harus adil. Nah ini yang disisir ini selalu pihak yang dianggap anti pemerintah," jelas Fadli.
Politisi Gerindra ini juga mengatakan, agar penyebar berita hoaks tidak selalu dikaitkan dengan kelompok muslim.
"Kenapa yang selalu disasar kelompok muslim? Penegak hukum diarahkan ke sana terus, tetapi tidak ada buktinya. Kalau memang terbukti melakukan pelanggaran ya dihukum, begitu juga dengan pihak lain jika melakukan hal yang sama," sambung Fadli.
Di sisi lain, Fadli juga mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menggunakan media sosial, serta tidak mudah terprovokasi dengan berita isu ujaran kebencian, maupun isu SARA.
Sementara, hal senada juga disampaikan oleh pengamat politik Muslim Arbi terkait penyebutan The Family MCA (Muslim Cyber Army) sebagai kelompok penyebar kebencian dan penangkapan anggotanya, akan berakhir dengan tidak jelas, seperti halnya kelompok Saracen yang saat ini ujungnya tidak jelas.
Menurut Muslim, "MCA" hanya jawaban atas kelakuan buzzer maupun pendukung penguasa yang selalu menyudutkan kelompok Islam. "MCA itu tidak ada struktur organisasi, hanya spontanitas dari umat Islam. Dan adanya tuduhan anggota MCA latihan militer itu tidak benar," jelas Muslim.
Muslim menilai, anggota MCA yang ditangkap dengan tuduhan menyebarkan hoax, justru tidak menyurutkan gerakan kelompok ini. "Pihak kepolisian akan dinilai hanya menangkap pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah, tetapi membiarkan penyebar hoax pendukung penguasa," papar Muslim.
Kata Muslim, situs Seword yang sangat jelas menyebarkan kebencian dan hoax tidak ada tindak lanjutnya, padahal sudah dilaporkan ke kepolisian. "Harusnya polisi juga menangkap pemilik Seword maupun akun-akun medsos pro penguasa yang menyebarkan hoax dan kebencian," tegas Muslim.(tn,ann/sf/DPR/em/bh/sya) |