JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Menko Polhukam Djoko Suyanto sudah mendengar insiden penembakan yang terjadi di kawasan pertambangan PT Freeport Indonesia, Timika, Papua. Pihaknya pun telah memerintah pimpinan instansi terkait untuk mendalami insiden yang menewaskan seorang pekerja dan melukai belasan orang itu.
"Saya sudah terima laporan. (Insiden) ini masih kami dalami, kasusnya itu seperti apa. Tapi sebelumnya, pemerintah sudah berupaya, agar sengketa karyawan dan manajemen PT Freepot dapat dikelola dengan baik, sehingga tidak menjadi konflik kekerasan. Tapi hari ini hal itu terjadi, mudah-mudahan tidak berlanjut dan kami sedang didalami," kata Djoko Suyanto di Jakarta, Senin (10/10).
Perlu diketahui, bentrokan terjadi di kawasan pertambangan Freeport ini antara aparat Polres Mimika dan pekerja tambang tersebut. Para pekerja yang sedang berdemonstrasi di Terminal Gorong-Gorong, Mimika. Sejumlah orang dari kedua belah pihak terluka. Dikabarkan pula, seorang pekerja tewas akibat tembakan petugas keamanan.
Sementara itu, Karo Penerangan Masyarakat Divhumas Polri, Brigjen Pol. Ketut Untung Yoga Ana mengatakan, kondisi keamanan di lokasi kejadian sudah terkendali. Negosiasi masih dilakukan antara Polres Mimika dengan pimpinan demonstran tersebut. "Situasi sudah aman terkendali. Pendemo sudah dilokalisir dalam Terminal Gorong-Gorong," tandasnya.
Insiden ini, jelas dia, berawal pada pukul 10.00 WIT, ratusan pekerja yang merupakan putra asli Papua (tujuh suku dalam kawasan pertambangan PR Freeport Indonesia), menggelar demonstrasi di Terminal Gorong-Gorong. Mereka menuntut perusahaan itu mengizinkan mereka bertemu CEO perusahaan itu terkait hak ulayat.
"Tetapi karena tidak bisa, maka pendemo melakukan tindakan anarkis dengan melakukan pembakaran mobil operasional PTFI. Untuk meredakan aksi anarkis itu, petugas terpaksa mengambil tndakan tegas, setelah sempat berkali-kali memberikan tembakan peringatan, agar massa bubar,” jelasnya.
Akibat bentrokan itu, mengakibatkan tiga mobil kontainer dibakar massa di ruas jalan dari Pelabuhan Portsite menuju Tembagapura, tepatnya di Mil 28 samping Bandara Mozes Kilangin Timika dan di Terminal Bus Gorong-gorong, Timika. Asap hitam tampak membumbung tinggi ke angkasa dan mengakibatkan penerbangan dari dan menuju Bandara Mozes Kilangin Timika terganggu.
Dihubungi terpisah, juru bicara nasional Partai Pembebasan Rakyat, Budi Wardoyo mengatakan, tewasnya seorang pekerja Freeport, berawal dari aksi demo yang dilakukan ribuan pekerja di Terminal Gorong-Gorong, Timika, Papua. Selain korban tewas, sembilang orang dilarikan ke RS terdekat. Sedangkan korban tewas atas nama Petrus Ayamsemba.
Budi menjelaskan, kejadian itu saat ribuan pekerja PT Freeport menggelar unjuk rasa untuk kembali menuntut kenaikan upah dari 1,50 dolar AS per jam menjadi 12,50 dolar AS per jam. Bersamaan dengan aksi pekerja, warga dari tujuh suku setempat juga menggelar unjuk rasa menuntut hak ulayat berupa lahan.
Selain soal kenaikan upah, para pekerja PT Freeport juga terpaksa menggelar demo, karena pihak perusahaan justru menerima pekerja baru menggantikan para pekerja yang telah mogok sejak 15 September lalu. Bentrok tak terlekkan saat ratusan polisi menghadang dan membubarkan ribuan pekerja yang berusaha masuk ke dalam PT Freeport, dengan melepaskan tembakan.
Polisi melepaskan tembakan, lanjut dia, ketika seorang buruh Papua dan pemilik hak ulayat sedang berorasi. Tembakan dilakukan pada jarak 15 meter selama 20 menit. Setelah itu, baru diketahui bahwa Petrus Ayamsemba ambruk dan tewas akibat tembakan petugas.
Selain korban tewas, sembilan warga dan karyawan juga dilaporkan mengalami luka tembak. Korban luka tembak tersebut, yakni Leo Wandagau, Alius Komba, Melkias Rumbiak, Yunus Nguluduan, Philiton Kogoya, Ahmad Mustofa. "Kami masih memantau perkembangan di sana dari Jakarta,” kata Budi Wardoyo.
Partai Pembebasan Rakyat kerap mendukung setiap aksi solidaritas untuk memperjuangkan hak-hak dan peningkatan kesejahteraan warga Papua. Bahkan, partai ini mendukung aksi demo para warga papua di depan Istana Negara, saat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Internasional Lawyer for Papua di London, Inggris, beberapa waktu lalu.(dbs/wmr/bie/rob)
|