JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Radjasa mengatakan, Indonesia menunggu realisasi dari pernyataan Presiden Barack Obama yang berkeinginan agar Amerika kembali menjadi negara terbesar yang berinvestasi dan berdagang di Indonesia.
“Target kita adalah seperti yang diucapkan oleh Presiden Obama ketika ke Indonesia bahwa Amerika ingin tetap menjadi investor nomor satu kembali di Indonesia untuk investasi dan perdagangan,” ujarnya saat ditemui wartawan usai pertemuan dengan Degelasi Pengusaha Amerika di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (7/6).
Meski demikian, Hatta mengungkapkan, para Degelasi Pengusaha Amerika untuk kawasan ASEAN mengaku senang bisa berinvestasi dan berkomitmen untuk tetap melakukan kegiatan usaha di Indonesia.“Mereka merasa senang di Indonesia dengan iklim berusaha di Indonesia terus berkembang. Mereka tetap berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia,” katanya.
Buktinya, dari beberapa delegasi pengusaha tersebut. Sudah ada yang menujukan keseriusan berinvestasi di Indonesia.
Seperti Catterpilar akan berinvestasi di Batam lebih dari 2 triliun dolar untuk mengembangkan kendaraan truk yang ukurannya 150 – 400 ton. Lalu P and G, Cargill Dan GE lokomotif membangun 100 lokomotif untuk PT KAI.
"Di bidang perminyakan juga mereka kontinu terus mengembangkan investasi jutaan dolar Amerika, seperti Cevron yang berinvestasi di laut dalam dan gas di selat Makassar,” terang Hatta.
Dalam kesempatan tersebut, para pengusaha itu menyampaikan beberapa hal terkait investasi mereka kepada Presiden RI. “Seperti lamanya pengesahan rencana pengembangan untuk sebuah proyek. Itu memang hambatan birokrasi kita. Hal lain adalah berkeinginan bagaimana agar lebih meningkatkan produktivitas,” jelas Hatta.
Selain itu, mereka juga menanyakan mengenai pengembangan bioteknologi pangan di Indonesia. “Kita tidak ada hambatan dalam bioteknologi tapi ada pada modifikasi gen. Negara lain sudah mengembangkan pangan dengan bioteknologi. Tanpa harus melakuakn modifikasi genetik, tentu kita bisa mendekati produktivitas pangan dengan bioteknologi,” terangnya. (skb/wrn)
|