ACEH, Berita HUKUM - Aceh dikenal dengan daerah paling banyak menerima bantuan, baik dari pemerintah pusat maupun luar negeri, pasca gempa dan tsunami dahyat yang mengguncang Aceh 10 tahun silam yang membuat banjir bantuan, tidak hanya infrastruktur, juga di bidang sosial.
Namun, banyak temuan dan fakta dilapangan khususnya di kota Langsa, bahwa bantuan yang diterima masyarakat tidak tepat sasaran, dan banyak masyarakat yang seharusnya untuk dibantu, tapi tidak pernah tersentuh tangan pemerintah untuk mengulurkan bantuannya. Amatan awak media ini, seperti di Desa Kapa kecamatan Langsa Timur ada seorang laki-laki tua yang sudah 3 tahun lumpuh tidak pernah diperhatikan, begitu juga seorang ibu rumah tangga di lorong TPI kota Langsa yang juga belum tersentuh bantuan.
"Akibat kurangnya perhatian Pemerintah terhadap kaum duafa di kota Langsa, membuat Komunitas Solidaritas Duafa Aceh (KSDA) merasa tergugah untuk memberikan bantuan. Pada, Selasa (6/1) Tim KSDA Langsa mengunjungi dan menyantuni Rahmadani (31) salah seorang duafa yang telah 3 tahun menderita sakit akibat kecelakaan.
'Pada tim awak media yang tergabung dalam KSDA Kota Langsa, Rahmadani menyebutkan kejadiannya pada akhir tahun 2011 lalu saat itu dirinya sedang dalam perjalanan pulang dari bekerja di kabupaten Aceh Utara, dėrėnya mengalami kecelakaan di Jembatan Sungai Raya kabupaten Aceh Timur. Saat itu korban pernah di rawat di Rumah Sakit Umum (RSU) daerah Langsa.
"kaki saya yang patah di semen, setelah dua bulan berlalu saya cek up lagi, saya sangat terkejut begitu dokter mengatakan semen di kaki saya yang patah sudah lekang, dokter menganjurkan untuk di pasang pen, tapi saya tidak berani karena tidak ada uang," ujar Rahmadani.
Rahmadani mengisahkan, akibat dari kejadian ini ibu saya Nurjanah jadi stres memikirkan keadaan saya yang tak kunjung sembuh, sehingga harus dirawat di rumah sakit jiwa Banda Aceh, "saya asli warga kampung melayu dua, lahir disana, saat kejadian ngontrak Desa Kp Blang, sekarang saya pindah pindah dari rumah saudara ketempat saudara lainnya, dulu di lorong TPI tempat saudara, baru berapa hari saya pindah ke tempat wawak di Alue pineung, saat ini saya hanya fasrah pada nasib, untuk hidup pun harus numpang di rumah saudara. Semenjak saya sakit hingga sekarang sedikitpun belum pernah menerima yang namanya bantuan dari pemerintah,"'sebutnya lagi.
Ketua Komunitas Solidaritas Duafa Aceh (KSDA) Kota Langsa Evi Erita menyebutkan, "bantuan yang kita berikan tidak seberapa, namun walaupun sedikit kita harapkan bisa meringankan beban bagi penderita, bantuan tersebut bersumber dari sumbangan orang orang kaya yang ada di Aceh dan luar Aceh, bahkan dari luar negeri serta dari anggota KSDA itu sendiri.
Sementara aktifis Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) sangat menyayangkan kurangnya kepedulian pemerintah tarhadap kaum Duafa di kota Langsa, "bantuan begitu banyak, namun kurang tepat sasaran, Baitulmal Langsa tidak peka terhadap penerima manfaat, dan begitu juga dengan Dinas Sosial setempat".
Hal tersebut di sampaikan ketua perwakilan YARA Kota Langsa Muhammad Abubakar menurutnya, "Dinsos dan Baitul Mal adalah dua Lembaga yang seharusnya lebih peka terhadap masyarakat penerima bantuan, namun selalu berdalih mau dibantu, rumah tidak memiliki tanah (lahan) milik pribadi untuk di bangun rumah bantuan," pungkasnya.(bhc/kar) |