Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Kriminal    

Pemeriksaan Andi Nurpati Dilanjutkan Senin
Saturday 16 Jul 2011 01:0
 

 
JAKARTA-Setelah menjalani pemeriksaan selama 13 jam, akhirnya Ketua Divisi Komunikasi Politik DPP Partai Demokrat (PD) Andi Nurpati meningalkan gedung Bareskrim Polri, Jumat (15/7). Namun, pemeriksaanya belum selesai, karena dia harus kembali dimintai keterangan tim penyidik pada Senin (18/7) pukul 10.00 WIB nanti.

“Untuk hari ini, pemeriksaa (Andi Nurpati) sudah cukup. Pemeriksaan akan dilanjutkan lagi (Senin, 18/7) pukul 10.00 WIB. Nanti (agenda pemeriksaanya masih) sebagai saksi," kata anggota tim penasihat hukum Andi Nurpati, Farhat Abbas, usai mendampingi kliennya tersebut.

Sedangkan Andi Nurpati mengatakan, tim penyidik mencecarnya dengan 17 pertanyaan dalam kapasitansya sebagai saksi kasus surat palsu MK. Dirinya bersyukur, karena bisa menyelesaikan pemeriksaan dalam waktu sekitar 13 jam. "Saya bisa menjalani yang terlihat letih.

Lebih lanjut, dia menambahkan, dalam pemeriksaan perdana ini tidak tahu jika saat rapat pleno pemutusan kursi DPR untuk Dapil I Sulsel di kantor KPU, ternyata menggunakan surat palsu MK. "Bukan hanya saya, seluruh komisioner KPU itu tidak ada yang mengetahui, bahwa surat yang kami gunakan itu palsu," kata Andi.

Andi mengaku baru sadar jika surat yang dipakai dalam rapat pleno kala itu palsu, setelah mendapat surat penjelasan dari pihak MK pada 16 September. Dalam pemeriksaan ini, Andi mengaku juga disodorkan dan dikonfirmasi penyidik surat palsu MK yang selama dipermasalahkan, yakni surat MK Nomor 112/PAN MK/XIII/2009 tentang penjelasan pemenang kursi DPR RI untuk Dapil I Sulsel. "Ada ditunjukkan surat Nomor MK 112 dan surat MK Nomor 113 yang keduanya tertanggal 14 Agustus 2009," tandasnya.

Dihubungi terpisah, pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah mengatakan, Partai Demokrat harus berani memecat Andi Nurpati. Pemecatan ini untuk menghindari opini publik yang kian buruk terhadap partai itu. Perjalanan kasus dugaan mafia pemilu 2009, sangat jelas mengarah pada mantan Anggota KPU Periode 2007-2012 itu. “Sudah seharusnya dilakukan karena publik juga ingat bahwa masuknya Andi Nurpati ke Partai Demokrat juga menimbulkan masalah di KPU sendiri," ujarnya.

Iberamsyah juga mengingatkan, posisi Andi Nurpati dalam PD sangat dekat dengan publik. Ia menduduki jabatan sebagai Ketua Divisi Komunikasi Politik. Tentu publik akan mengaitkan catatan buruk Andi Nurpati dengan PD. Kini partai itu harus menanggung resiko pencitraan yang kurang menguntungkan. “Menyelamatkan Andi Nurpati, justru akan menambah beban partai disamping kasus Nazaruddin. Kalau hanya berdiam diri, silakan tanggung risikonya," tandasnya.(rob/ans)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Digandeng Polri, Ribuan Ojol Deklarasi Jadi Mitra Jaga Kamtibmas di Monas

 

ads2

  Berita Terkini
 
Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Viral Konten Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Ini Klarifikasi AQUA

Kasus Ammar Zoni Diduga Ada Kerjasama Petugas Rutan, Komisi XIII DPR: Yang Terbukti Terlibat Bila Perlu Dipecat !

Mahfud MD Heran Diminta KPK Laporkan Dugaan Mark Up Proyek Whoosh: Agak Aneh Ini

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2