GORONTALO, Berita HUKUM - Sukses mengembangkan produk Pertanian berupa Padi dan Jagung, kini pemerintah daerah Kabupaten Gorontalo mulai melirik Bawang merah sebagai komoditi unggulan lainnya. Pasalnya kebutuhan masyarakat terhadap Bawang merah sangatlah besar, sementara pengembangannya saat ini masih menggunakan cara-cara tradisional.
"Selama ini pengembangannya baru secara swadaya, belum dikelolah secara maksimal, ini yang coba kita ubah, dan kita dorong. Sehingga semakin banyak petani yang menanam bawang," terang Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo, Rahmad Pomalingo yang ditemui usai melaksanakan panen bawang di Desa Dumati Kecamatan Telaga Biru, Minggu (4/12).
Menurut Rahmad, bila komoditas bawang bisa digenjot, tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pasar yang ada di Kabupaten Gorontalo, maupun provinsi Gorontalo. Tetapi Kabupaten Gorontalo diharapkan bisa menjadi salah satu pemasok bawang di Indonesia.
"Kita punya sumberdaya alam yang memadai, tinggal bagaimana pengelolaannya, ini yang coba kita dorong semaksimal mungkin," ujar Rahmad.
Pengembangan bawang merah sendiri telah dilaksanakan sejak tahun 2015 dengan skenario pengembangan kawasan dengan peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) yaitu seluas 24 hektar di tahun 2015. Melalui dana APBN (Tugas Pembantuan). Tahun ini pengembangan lahan ditambah menjadi 30 hektar. Sehingga saat ini hasil pengembangan tersebut sudah membuahkan hasil, dimana sudah ada beberapa lokasi yang panen. Dengan rata-rata produksi mencapai 10 toh per hektar. Ini berada di dua lokasi, yakni di Desa Dumati Kecamatan Telaga Biru, dan Desa Molalahu Kecamatan Pulubala.
"Kedepan desa lain akan kita kembangkan, dan pengembangannya tak hanya mengandalkan APBN saja, tetapi kita juga akan bergerak dengan menggunakan APBD," jelas Rahmad.
Rahmad juga berharap swadaya dari masyarakat tetap di kembangkan, sehingga tak hanya mengharapkan bantuan pemerintah saja, tetapi juga bisa mengambil inisiatif dalam pengembangan pertanian mereka.
"Bantuan kami ini hanya bersifat stimulan saja, yang menentukan sukses tidaknya program pengembangan komuditi bawang ini adalah masyarakat itu sendiri," pungkasnya. (bh/shs/hms) |