MALAYSIA, Berita HUKUM - Malaysia mengerahkan pasukan tambahan ke Sabah untuk menghadapi kelompok pria bersenjata asal Filipina. Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Najib Razak, Minggu 3 Maret. Dia juga menegaskan keyakinan atas kemampuan aparat keamanan Klik Malaysia untuk mengendalikan situasi di Lahad Datu, Sabah.
Laporan-laporan meyebutkan dua batalion pasukan sudah bergabung dengan polisi dan tentara yang berada di kawasan sekitar Lahad Datu, Sabah.
Sekitar 100 pria pendukung Sultan Sulu -sebagian di antaranya bersenjata- Klik mendarat di Lahad Datu pada Selasa 12 Februari.
Para pendatang itu menyatakan bahwa wilayah yang mereka duduki merupakan milik Kesultanan Sulu.
Pihak berwenang Malaysia awalnya berupaya berunding dengan para pendatang itu agar bersedia meninggalkan Sabah namun tidak berhasil.
Kontak senjata yang pertama antara kedua belah pihak marak pada Jumat (01/03) dengan menewaskan 12 warga Filipina dan dua polisi Malaysia.
Sedangkan dalam Klik bentrokan pada Sabtu malam, dilaporkanKlik sedikitnya dua polisi Malaysia dan dua pria Filipina tewas.
Negara bagian Sabah merupakan bagian dari Kesultanan Sulu -yang menjangkau beberapa kawasan Filipina Selatan termasuk Borneo- sebelum diserahkan kepada Inggris pada tahun 1880-an.
Tahun 1963, Sabah menjadi bagian dari Malaysia, yang masih membayar sewa tahunan sebagai perlambang kepada Kesultanan Sulu.(bbc/bhc/sya) |