JAKARTA, Berita HUKUM - Kendati pemerintah mengklaim pasokan sapi potong saat ini di dalam negeri masih cukup, tetapi pedagang daging mengeluhkan kelangkaan pasokan daging sapi, sehingga harga daging sapi terus naik setiap hari.
Apalagi, daerah sentra sapi Pemerintah Jawa Timur belum lama ini mengeluarkan kebijakan pembatasan pengeluaran sapi dari kawasan itu ke daerah lain.
Kementerian Pertanian menyatakan stok sapi potong di feedloter (perusahaan penggemukan sapi) saat ini sebanyak 130.000 ekor terdiri dari sapi lokal 38.000 ekor dan sapi impor 92.000 ekor. Selain itu, pada November dan Desember 2012 akan masuk lagi sapi bakalan impor sebanyak 15.000 ekor, yaitu sisa alokasi impor pada kuartal IV/2012 yang belum direalisasikan.
Salah satu pedagang daging sapi di Jakarta, Mat Oji mengatakan pihaknya bersama dengan pedagang daging lainnya sudah melakukan aksi mogok jualan mulai 15-18 November 2012. Hal itu diakibatkan kelangkaan pasokan, sehingga harga daging sapi setiap hari mengalami kenaikan, tetapi pedagang eceran di tingkat paling bawah, katanya, tidak dapat menaikkan harga.
“Iya benar kami melakukan aksi mogok jualan. Jadi, lebih baik kami mogok. Insya Allah pada Senin besok (19/11), kami akan demo supaya pemerintah mengetahui keluhan kami,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (17/11).
Pedagang daging di seluruh Jakarta menyatakan sepakat untuk melakukan aksi mogok jualan selama 15-18 November 2012, menyusul sulitnya pasokan daging sapi.
Hal itu tertuang dalam surat pernyataan para pedagang daging yang dibuat pada 14 November 2012 dengan penanggung jawab H. Entis.
Dalam surat pernyataan itu, disebutkan para pedagang daging di seluruh Jakarta menyatakan sepakat untuk tidak melakukan aktivitas jualan daging di pasar-pasar maupun di rumah.
Masih menurut surat pernyataan itu, jika ada yang melakukan aktivitas jualan di pasar maupun di rumah, maka sepakat untuk mengambil tindakan penyitaan dan dikenakan denda Rp 25 juta.
Mogok jualan itu dimulai sejak 15 November 2012 sampai dengan 18 November 2012.
Surat pernyataan para pedagang daging itu diterima oleh Bisnis dari Koordinator Asosiasi Pengusaha Feedloter Indonesia (Apfindo) Dayan Antoni.
Dayan menuturkan, aksi mogok jualan dan rencana demonstrasi para pedagang daging ada kaitannya dengan kebijakan Pemerintah Jawa Timur yang membatasi pengeluaran sapi ke daerah lain. Padahal, selama ini Jawa Timur merupakan sentra ternak sapi, bahkan populasi di provinsi itu yang terbesar di Indonesia.
Menurutnya, pihaknya masih memonitor dampak dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Jawa Timur. Namun, pihaknya memperkirakan kebijakan itu akan membuat distribusi sapi ke daerah konsumen seperti Jawa Barat dan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) berkurang dan menyebabkan lonjakan harga.
“Namun, kelihatannya antara kedua itu (pembatasan pengeluaran sapi dari Jawa Timur dan mogok jualan pedagang daging di Jakarta) ada kaitannya. Distribusi sapi ke daerah konsumen seperti Jawa Barat dan Jabodetabek akan berkurang dan harga melonjak,” ujarnya.(faa/bsn/bhc/opn) |