MOSKOW (BeritaHUKUM.com) – Hasil awal pemilu legislatif di Rusia menunjukkan adanya penurunan tajam dalam dukungan terhadap partai penguasa Rusia Bersatu di bawah Perdana Menteri Vladimir Putin. Sudah 75% surat suara dihitung oleh Komisi Pusat Pemilu, sementara mengindikasikan bahwa hanya 50% warga Rusia mencoblos, turun dari 64% pada dibadingkn 2007.
Pemilu kali ini banyak dipandang sebagai tes popularitas terhadap Putin, yang sudah mengumumkan pencalonannya lagi sebagai presiden bulan Maret. Putin sudah menjabat sebagai presiden dari 2000 hingga 2008 dan dilarang konstitusi untuk mencalonkan diri secara langsung untuk periode ketiga.
Tempat kedua, sementara diduduki Partai Komunis dengan suara 19,3%, sementara Partai Rusia Adil di tempat ketiga dengan 13%. Jika hasilnya benar seperti hitungan awal ini, Partai Rusia Baru, bisa jadi akan kehilangan dukungan dua pertiga mayoritas yang sekarang dinikmatinya yang membuatnya berkuasa untuk mengubah UU tanpa saingan.
Partai oposisi banyak mengeluhkan adanya pelanggaran UU pemilu. Satu-satunya kelompok pemantau independen Rusia, Golos, mengatakan sudah ada laporan sebanyak 5.300 pelanggaran aturan pemilu. Golos, sebagian besar didanai oleh AS dan Uni Eropa.
Menurut Golos, lembaga pemantau yang tidak terkait dengan partai manapun, situs webnya diserang peretas. Sementara Ekho Moskvy, sebuah stasiun radio liberal, juga mengatakan hal yang sama.
Menurut PM Putin, kekuatan asing lah yang mencoba ikut campur dalam proses persiapan pemilu, dimana di Duma, anggotanya mempertanyakan kenapa sebuah lembaga pemantau pemilu yang didanai oleh asing boleh beroperasi di Rusia.(bbc/sya)
|