SOLO, Berita HUKUM - Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Berkarya dengan No Urut 7 pada Pemilu 2019, digelar di Lor In Hotel Solo, Jawa Tengah, sejak Jumat (9/3) kemarin, memasuki tahap akhir. Hampir dipastikan, Hutomo Mandala Putra atau yang akrab disapa Tommy Soeharto akan menerima tongkat estafet sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Berkarya menggantikan Neneng A. Tuti.
Tommy Soeharto yang menjadi Ketua Dewan Pembina menegaskan, akan menghidupkan kembali berbagai program unggulan yang pernah sukses di era Orde Baru.
"Kalau untuk kembali ke Orde Baru jelas tidak mungkin, karena itu sudah menjadi bagian dari sejarah. Yang harus dilanjutkan adalah hal-hal yang baik," ujar Tommy kepada awak media, Minggu (11/3).
Sejumlah program yang ingin dilanjutkan Partai Berkarya ini di antaranya seperti Pelita. Digambarkan, adanya program Pelita 5 tahun, 20 tahun atau 25 tahun, menjadikan rakyat dapat mengetahui kebijakan apa yang berhasil maupun kurang berhasil dalam kurun waktu tertentu pemerintahan. Sehingga, rakyat mengetahui apa yang dicapai pemerintah dalam rentang dekade tertentu tersebut.
"Adanya program Pelita ini baik, karena rakyat bisa tahu dan harus tahu apa yang dicapai dalam 5 tahun atau 20 tahun mendatang," jelasnya.
Untuk mewujudkan program tersebut, disebut Tommy, tidaklah sulit. Sebab, bangsa Indonesia telah memiliki pondasi yang cukup kuat untuk bisa bangkit kembali. Yang perlu disiapkan saat ini adalah tak lepas dari Sumber Daya Manusia sebagai landasan sehingga program untuk kemajuan bangsa Indonesia dapat terealisasi.
"Bagaimana kita mewujudkan negara maju didukung potensi agraris yang mumpuni. Bukan tidak mungkin, dengan didukung industri yang kuat dan potensi agraris juga kuat, Indonesia tidak hanya swasembada pangan, tetapi juga menjadi lumbung pangan dunia," tekan Putra Bungsu Presiden Soeharto itu.
Dijelaskan, dari berbagai studi internasional, perkembangan jumlah penduduk di dunia dalam 25 tahun ke depan sangat tajam. Yakni akan bertambah sekitar 2 miliar penduduk. Kondisi ini, kata Tommy, menjadi potensi tersendiri bagi Indonesia yang memiliki letak geografis strategis dan hamparan lahan pertanian yang sangat luas.
Dirinya yakin, potensi alam dan lahan pertanian di Indonesia jika dikelola dengan baik, dan menggunakan teknologi pembaharuan tepat guna, maka sebutan bangsa sebagai lumbung pangan dunia akan cepat terealisasi.
"Salah satu program pertanian yang perlu dilanjutkan adalah program sejuta lahan untuk pertanian. Program ini tak hanya bisa mensejahterakan rakyat, tetapi juga bisa menambah pendapatan negara," imbuhnya.
Tommy juga berjanji akan mendekatkan produsen dengan konsumen, karena selama ini persoalan yang muncul adanya ketimpangan harga yang terpaut tinggi. Program di bidang pertanian ini akan memangkas mata rantai sehingga harga di tingkat konsumen tidak terpaut tinggi di tingkat produsen.
"Kita ingin dekatkan produsen dengan konsumen. Karena kendala pertanian hingga saat ini adalah harga selalu jatuh saat musim panen, dan tinggi di musim tanam. Ini harus ditangani," tandasnya.
Persoalan harga di tingkat petani selalu menjadi permasalahan, karena selama ini yang banyak menikmati justru para tengkulak. Tommy juga mendorong semangat gotong royong rakyat kian digalakkan, dalam rangka membangun bangsa Indonesia menjadi negara berdaulat, adil dan makmur.(cendananews/bh/sya) |