MEDAN, Berita HUKUM - Meski harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) masih berada di level US$ 862 per metrik ton (MT), namun kalangan pengusaha masih tetap optimis harganya bisa mendekati US$ 940/MT di pertengahan tahun ini.
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun, mengatakan, perkiraan harga ini mengacu pada tinjauan pasar bahwa harga CPO yang telah turun ke tingkat terendah pada bulan November 2012 dengan harga US$ 780 per MT sudah mulai bergerak naik. “Memang masih berfluktuasi antara US$ 862 per metrik ton hingga US$ 890 per metritk ton," ujarnya.
"Sebelumnya harga bertahan US$ 850-an per metrik ton, kami optimis harga akan terus naik,” katanya, Rabu (27/3).
Disebutkannya, penurunan harga CPO yang terjadi dipengaruhi melimpahnya pasokan kedelai di pasar internasional akibat panen raya di Brasil. Menurutnya CPO merupakan produk substitusi kedelai, sehingga ketika harga kedelai merosot, pasar pengguna CPO pun mulai melirik kedelai. Akibatnya, permintaan CPO turun dan harga pun mengikuti.
“Kalaupun saat panen puncak pada bulan September akan membuat pasokan melimpah, kami optimis harga tidak akan jatuh, karena tren permintaan relatif cukup bagus, khususnya dari India dan China,” tambahnya.
Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsyad, mengatakan, sudah ada tren membaiknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di dalam negeri. Namun belum bisa disebut di level aman.
“Saat ini, harga TBS kelapa sawit di pabrikan berkisar Rp 1.270 hingga Rp 1.300 per kilogram. Harganya terus berfluktuasi, kami berharap harganya akan naik lagi,” katanya.(bmn/bhc/rby) |