ANKARA (BeritaHUKUM.com) – Kerusuhan terjadi di penjara yang terletak di bagian timur kota Van, Turki, setelah gempa besar terjadi di kota tersebut. Kota Van merupakan salah satu kota yang terkena dampak paling buruk dari gempa berkekuatan 7,2 SR dan tercatat telah menewaskan 459 orang.
Peristiwa yang terjadi di penjara kota Van itu, seperti diberitakan BBC, Rabu (26/10), berawal dari kepanikan sejumlah narapidana setelah gempa terjadi. Mereka berharap petugas segera mengeluarkan mereka dari tahanan namun petugas penjaga menolak permintaan tersebut.
Dalam aksinya para narapidana melakukan pembakaran dan terlibat perkelahian dengan sejumlah penjaga. Petugas keamanan dilaporkan telah mengepung penjaga penjara tersebut setelah mereka mendengar adanya sejumlah narapidana yang berhasil melarikan diri saat gempa terjadi pada hari Senin (24/10).
Sejumlah saksi mata melaporkan mereka melihat api dan asap keluar dari penjara itu, mereka juga mendengar suara tembakan dari arah penjara tersebut. Keluarga narapidana juga terlihat diluar penjara dan menunggu dengan marah, mereka berupaya mencari tahu tentang apa yang terjadi di dalam penjara tersebut.
Anggota Parlemen Turki dari kelompok pro-Kurdi, Aysel Tugluk mengatakan, masyarakat ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. "Dari apa yang kami dengar, para narapidana meminta ijin untuk mendapatkan sedikit udara di luar, sesuatu yang alami setelah gempa besar itu terjadi karena mereka memang khawatir," katanya
Ketika mereka tidak mendapat ijin mereka bereaksi dan melakukan pembakaran untuk menerobos penjara. Itu yang dikatakan kepada kami. Tapi kami mendengar suara tembakan dan polisi juga mencoba menembakan gas air mata."
Gempa di Turki memang mengakibatkan sebagain besar kehidupan di kota itu menjadi tidak menentu karena aktivitas ekonomi terhenti dan kegiatan dipusatkan untuk membantu mengevakuasi sejumlah korban luka. Korban luka telah mencapai 1.352 orang. Intitut Penelitian Gempa Kandili mengatakan pusat gempa berada di Degirmenozu, lokasi yang terletak diantara kota Van dan Ercis.(bbc/sya)
|