Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Penggusuran
Panggung Rakyat di Tumpukan Puing Gusuran Bangunan Kampung Akuarium Luar Batang
2016-07-30 21:19:27
 

Tampak suasana acara pagelaran teatrikal budaya Panggung Rakyat, disuguhkan di tumpukan puing-puing banguan di Kampung Akuarium, Luar Batang Jakarta Utara pada, Sabtu, Jakarta (29/7).(Foto: BH /mnd)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Djoko Edhi Abdurahman, salah seorang mantan Anggota DPR RI Komisi III menyampaikan rasa empatinya pada para warga korban gusuran Kampung Akuarium, Luar Batang agar tidak lagi terus meratapi dan menangis, saat menyuarakan pandangannya di hadapan ratusan warga sekitar korban gusuran, baik yang berdomisili di areal tersebut maupun komunitas elemen masyarakat yang turut hadir bersimpati pada pagelaran teatrikal budaya Panggung Rakyat, disuguhkan di tumpukan puing-puing banguan yang berserakan di tepian Muara Pasar Ikan, lokasi berlabuhnya kapal-kapal Nelayan pencari ikan di Kampung Akuarium, Luar Batang Jakarta Utara pada, Sabtu, Jakarta (29/7).

"Penggusuran Bukan Solusi, jelas jika saudara-saudara menangis. Menangislah silahkan dengan darah. Ini Kekuasaan sudah tidak ada lagi yang benar, ibaratnya 'ASTUTI' (red: Asli Tukang Tipu). Pemerintah yang dusta dan zolim terhadap rakyat," ujarnya lagi dengan suara lantang di hadapan warga malam itu, Sabtu (29/7).

Berdasarkan pantauan pewarta, BeritaHUKUM.com dilokasi, turut hadir pula beberapa tokoh seniman, budayawan, politikus, Organisasi Masyarakat (Ormas), LSM, Badan Relawan Nusantara (BRN), Elemen Organisasi Buruh seperti FSPMI, KSPI. para aktivis senior; Ratna Sarumpaet, M. Hatta Taliwang, Mustaqin Dahlan (Walhi Jakarta), KH. Lutfi Hakim (FBR), Lius Sungkarisma, Lili Wahid, Said Iqbal (Presiden KSPI), Yayan 2 M (seniman), Bastian Simanjuntak (Geprindo) serta di pintu masuk acara diselenggarakan secara sporadik di atas puing-puing gusuran kampung Aquarium, Pasar Ikan tersebut terpampang Spanduk bertuliskan: 'Selamat Datang Bpk. Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo di Kampung Aquarium, Pasar Ikan, Jakarta Utara'. Dengan harapan warga orang nomor 1 Republik Indonesia hadir dan menepati janji Kontrak Politik yang pernah dilontarkan saat menjabat selaku Gubernur DKI Jakarta.

Djoko Edi menegaskan kembali pandangannya di hadapan para warga agar kedepannya jangan berharap lagi dengan Partai Politik (Parpol), alasannya sudah keok. "Semua Parpol sudah keok. Ada di belakangnya sembilan naga, ada China," tegasnya.

"Perjuangan kedepan diteruskan dengan, 'Suruh Ahok Pulang'. Gerakan Intifadah!," yang lontarnya dengan keras dan lantang yang diiringi sorak sorai dan terikan kata 'Lawan!' dari para warga yang berkerumum malam itu, Sabtu (29/7).

Kemudian lebih lanjut, K.H Lutfi Hakim perwakilan dari Forum Betawi Rembuk (FBR) menyebutkan selain kemiskinan struktural, nampak pula di hadapannya bentuk kemiskinan cultural. Soalnya, saat ini bukan saja dari segi ekonomis yang patut diperhatikan, karena momentumnya selain para warga beberapa waktu yang lalu bagi yang telah berkeluarga harus mengurusi anak-anaknya yang masuk sekolah, mengurus tahun ajaran baru. Ia juga menyesali kenapa penggusuran ini kerap dan acap kali tetap dilakukan oleh Pemerintah.

"Tidak ada kata lain selain lawan! ke depannya selain melakukan perlawanan, kita tidak boleh termakan oleh janji-janji. Sengsara karena janji, melarat karena janji," ujar Ketua FBR DKI Jakarta itu dengan lantang.

"Berjuanglah dengan Kepalan tangan saudara-saudara, hingga kepalan tersebut menjadi debu. "debu masuk kedalam, kalau perlu masuk ke dalam hidung para durjana," cetusnya lagi.

Selanjutnya dikesempatan yang sama, perwakilan dari elemen buruh KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia), diwakili oleh M. Rusdi Sekjen KSPI menyampaikan, kalau buruh dipertanyakan kenapa hadir di tempat gusuran ini, ada beberapa alasannya dimana pada intinya mempunyai masalah yang sama. "Dimana Gubernur yang berkuasa saat ini adalah Gubernur yang anti orang kecil, pedagang kaki lima, dan terlebih dapat dikatakan 'tukang gusur!'" ucapnya.

"Kita bersama disini mempunyai solusi yang sama. Dimana orang yang 'Barbar' harus minggat dari sini. Jadi secepatnya, kita minta seluruh warga Jakarta dan berdoa agar segera dipanggil itu. Kami (buruh) sudah berkali-kali aksi demontrasi menyuarakan agar pulang kampung 'Gubernur tukang gusur' itu secepatnya. Siapin perahunya, tiketnya diberikan agar segera pulang kampung secepatnya saja," ungkapnya, menyerua.

Sementara, Mustaqin Dahlan, salah seorang aktivis Walhi Jakarta yang turut menghadiri pentas rakyat itu mengurai pandangannya, dimana sebelum hadir berkesempatan berkumpul di daerah Kalibaru dengan forum RT/RW sebelumnya. "Baru kali ini ada RT/RW tidak taat, tidak tertib terhadap Gubernurnya," jelasnya, sembari bertanya-tanya.

"Saya berkesempatan hadir disini jadi teringat akan gempa di Padang, dan Tsunami di Aceh. Kondisinya hampir mirip," ujarnya, dengan miris dan tampak seperti kehabisan kata-kata.

"Hanya kata 'Tolak Reklamasi Teluk Jakarta, Tolak Penggusuran Paksa, Turunkan Pemimpin yang Zolim !'. ini Jakarta, ini dekat dengan kekuasaan, dekat dengan Presiden wilayahnya yang kena gusur. Barangsiapa yang mati mempertahankan harga dirinya, harta bendanya. Mati Syahid, Mau mempertahankan hak kita disini? ada yang takut? takut dipenjara? takut ditangkap? takut dibunuh?," ucapnya lagi sembari ditanggapi oleh para warga.

"Kita benci bukan karena Gubernurnya China, Kafir. Bukan karena itu. Namun, karena kebijakan inilah. Kita tidak pernah benci pada orang China, tidak benci pada orang Kafir. Kalau diingat sudah ada tiga (3) titik kecolongan, yakni Kampung Pulo, Kalijodoh, dan di sini Pasar Ikan. Dari sinilah kita awal pergerakan, dari sinilah kita Melawan !!!," jelasnya mempertegas lagi.

"Kita mau beradab, mau tentunya harus berkeadilan sosial. Namun, yang dipertontonkan disini bentuk intimidasi dan penindasan. Kita harap Bpk Luhut Binsar Panjaitan selaku Menko Maritim pengganti Rizal Ramli meneruskan buah perjuangannya, yang sebelumnya telah memberikan peringatan dan kebijakan untuk menghentikan sementara reklamasi. Dengan pesan ini kita sampaikan pada mereka," pungkasnya.(bh/mnd)



 
   Berita Terkait > Penggusuran
 
  Pemkot Samarinda Diminta Pertimbangkan Kembali Pembongkaran Bantaran SKM, LAKI Kaltim Kawal Sampai Tuntas
  Gusur Warga Bukit Duri, Pelanggaaran HAM Dilakukan Penguasa dan Penegak Hukum
  Kapolda Metro Jaya Pantau Lokasi Penggusuran Bukit Duri
  Fadli Zon: Rusun Rawa Bebek Tidak Manusiawi
  Penggusuran Tanpa Solusi Sebabkan Kemiskinan Baru
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2