JAKARTA, Berita HUKUM - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sepakat membentuk tim kajian pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) Jakarta. Tim tersebut ditargetkan dapat menyelesaikan tugasnya tersebut dalam durasi satu tahun.
“Kerjasama rutin dan terus menurus, upaya kurangi banjir Jakarta khususnya Jakarta. giant sea wall. Sudah ada timnya, sudah kita susun orang-orangnya,” ucap Menteri PU Djoko Kirmanto usai melakukan pertemuan dengan Kepala BPPT Marzan Isakandar di kantornya, Jakarta, Rabu (27/2).
Djoko Kirmanto melanjutkan, tugas tim tersebut mengkaji secara komprehensif manfaat dan dampak keberadaan tanggul laut itu terhadap penanganan banjir ibukota. Marzan menuturkan, BPPT sebenarnya sudah mulai melakukan analisa awal dari bangunan tersebut.
“Giant sea wall harus diintegrasikan dengan sistem penanganan banjir secara kesuluruhan. Di DKI, yang sudah ada apa saja, performanya gimana. Sistem banjirnya gimana, apakah sudah optimal atau perlu diperbaiki yang sudah adanya,” tutur Manzar.
Manzar menyakini secara teknis, Indonesia sudah mampu untuk membangun mega proyek tersebut. Namun, dia juga mengatakan pihaknya akan terbuka untuk mengadopsi teknologi asing bila hal tersebut dinilai lebih baik.
“Kita terbuka untuk terima teknologi luar,tapi prioritas yang ada di dalam negeri, harus pertimbangkan kontribusi tenaga ahli dalam negeri. Jangan sampai adopsi luar, padahal di dalam sendiri sebenarnya mampu,” imbuhnya.
Tim bersama tersebut, tidak hanya mengkaji secara teknis namun juga harus memberikan analisa dampak lingkungannya. Hal tersebut sangat penting untuk memastikan keberadaan infrastruktur tersebut nantinya tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.(rnd/pu/bhc/rby) |