JAKARTA, Berita HUKUM - Untuk meraup suara dan dukungan politik dari kalangan yang berkategori milenial, dibutuhkan metode dan strategi khusus dari masing-masing kubu Capres/Cawapres pada Pemilihan Umum 2019 mendatang.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) Barri Pratama dalam diskusi Indonesian Democracy Network bertajuk 'Pilpres 2019 Di Mata Para Milenial' di D'Hotel, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (23/10).
"Ada kunci-kunci tertentu ada caranya menggaet generasi milenial. Generasi milenial punya ketertarikan yang melompat-melompat, itu yang harus dibangun politisi," ujar Barri.
Menurutnya, masing-masing tim sukses dari kedua kubu capres sudah mengkaji strategi politik dalam memperoleh suara dari pemilih yang masuk dalam kategori milenial.
"Hargai milenial itu dari karya-karyanya. Saya meyakini petahana mempunyai sistem segala daya untuk mengelola ini semua, namun saya belum melihat hasilnya apalgi untuk oposisi lebih susah lagi," kata dia.
Meski begitu, dia mengatakan generasi milenial tidak bisa hanya dianggap sebagai obyek suara karena mereka sifatnya independen di kandidat Presiden atau partai politik manapun.
"Saya berani menyimpulkan bahwa sampai saat ini belum ada partai politik manapun yang belum sepenuhnya menyentuh preferensi kalangan generasi milenial dengan karakteristik yang jauh berbeda dengan generasi sebelumnya," paparnya.(bh/mos) |