JAKARTA, Berita HUKUM - Ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,45 persen atau US$ 15,667,3 juta dibanding ekspor September 2012 sebesar US$ 15.898,1 juta. Sementara jika dibandingkan dengan Oktober 2011 turun sebesar 7,61 persen.
Penurunan ekspor Oktober 2012 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas sebesar 3,42 persen, dari US$ 13.127,6 juta menjadi US$ 12.678,7 juta. Sementara ekspor migas naik sebesar 7,87 persen dari US$ 2.770,5 juta menjadi US$ 2.988,6 juta. “Peningkatan ekspor migas terjadi karena meningkatnya ekspor minyak mentah sebesar 0,80 persen menjadi US$ 950,8 juta,” jelas Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo pada konferensi pers bulanan di kantor BPS, Senin (3/12).
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2012 mencapai US$ 158,66 miliar atau turun 6,22 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2011. Sementara untuk ekspor nonmigas juga mencapai US$ 127,03 miliar atau turun 5,70 persen.
Lebih lanjut, Sasmito menjelaskan ekspor hasil minyak naik sebesar 31,09 persen menjadi US$ 378,9 juta dan ekspor gas naik sebesar 7,84 persen menjadi US$ 1.658,9 juta. Sedangkan untuk penurunan ekspor nonmigas terjadi pada minyak hewan/nabati dan lemak sebesar US$ 519,2 juta, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebanyak US$ 254,2 juta.
Menurut sektor, ekspor hasil industri periode Januari-Oktober 2012 turun sebesar 5,30 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2011. Ekspor hasil tambang dan lainnya turun 9,53 persen. Sedangkan ekspor hasil pertanian naik sebesar 10,54 persen.
Ekspor menurut negara tujuan, ekspor nonmigas ke Negara Cina pada Oktober 2012 mencapai angka terbesar yaitu US$ 1,82 miliar, disusul Jepang US$ 1,42 miliar, dan Amerika Serikat sebesar US$ 1,15 miliar yang kontribusi ketiga negara tersebut sebesar 34,66 persen. “Untuk negara Uni Eropa 27 negara, sebesar US$ 1,48 miliar,” jelas Sasmito.(dry/ipb/bhc/opn) |