Enam bulan kesepakatan interim" /> BeritaHUKUM.com
Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Nuklir
Obama Dukung Kesepakatan Nuklir Iran
Tuesday 26 Nov 2013 15:24:30
 

Presiden Barack Obama bertemu di Oval Office dengan Kepala Staf Denis McDonough, dan Wakil Penasehat Keamanan Nasional Tony Blinken dan Ben Rhodes, untuk membicarakan negosiasi dengan Iran.(Foto: Pete Souza)
 
AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Presiden AS Barack Obama mendukung kesepakatan antara Iran dan enam negara berpengaruh di dunia mengenai program nuklir Teheran. Obama mengakui bahwa hambatan tetap ada, tetapi "berbicara keras dan menggertak" tidak menjamin keamanan AS.

Enam bulan kesepakatan interim telah disetujui di Jenewa pada hari, Minggu (24/11) dan Iran setuju untuk mengekang beberapa kegiatan nuklirnya dengan imbalan bantuan keringanan sanksi.
Perjanjian itu pada umumnya disambut baik kecuali oleh Klik perdana menteri Israel yang menyebutnyaKlik sebagai "kesalahan bersejarah."

"Tantangan besar tetap ada, tapi kita tidak bisa menutup pintu diplomasi, dan kita tidak bisa mengesampingkan solusi damai untuk masalah dunia," kata Obama dalam sebuah acara di San Francisco.
"Kita tidak bisa berkomitmen untuk siklus kekerasan yang tak berujung, dan sikap keras dan menggertak mungkin menjadi hal yang mudah untuk dilakukan secara politik, tapi itu bukan hal yang tepat untuk keamanan kita."

Beberapa senator AS juga mengatakan kesepakatan itu terlalu lunak terhadap Iran dan mengancam untuk menekan sanksi baru.

Negara-negara Barat telah lama menduga program pengayaan uranium Iran dilakukan untuk membuat senjata, namun Teheran bersikeras hanya ingin membuat energi nuklir.

Beberapa sanksi terkait hal ini telah dikenakan oleh PBB, Amerika Serikat dan Uni Eropa kepada Teheran. Menggertak bukan hal yang tepat dilakukan untuk keamanan AS, kata Obama(BBC/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Nuklir
 
  Korea Utara Sebut akan Terjadi 'Perlombaan Senjata Nuklir' Setelah AS bantu Australia Bikin Kapal Selam Nuklir Lewat Aukus
  Ujicoba Rudal Korut Siagakan Korsel dan Jepang
  BAPETEN Temukan Paparan Radiasi Nuklir di Tangerang Selatan
  Cina Minta Korea Utara Hentikan Uji Coba Rudal Nuklir
  Donald Trump Inginkan Kembalinya Supremasi Nuklir Amerika Serikat
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2