AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Presiden AS Barack Obama mendukung kesepakatan antara Iran dan enam negara berpengaruh di dunia mengenai program nuklir Teheran. Obama mengakui bahwa hambatan tetap ada, tetapi "berbicara keras dan menggertak" tidak menjamin keamanan AS.
Enam bulan kesepakatan interim telah disetujui di Jenewa pada hari, Minggu (24/11) dan Iran setuju untuk mengekang beberapa kegiatan nuklirnya dengan imbalan bantuan keringanan sanksi.
Perjanjian itu pada umumnya disambut baik kecuali oleh Klik perdana menteri Israel yang menyebutnyaKlik sebagai "kesalahan bersejarah."
"Tantangan besar tetap ada, tapi kita tidak bisa menutup pintu diplomasi, dan kita tidak bisa mengesampingkan solusi damai untuk masalah dunia," kata Obama dalam sebuah acara di San Francisco.
"Kita tidak bisa berkomitmen untuk siklus kekerasan yang tak berujung, dan sikap keras dan menggertak mungkin menjadi hal yang mudah untuk dilakukan secara politik, tapi itu bukan hal yang tepat untuk keamanan kita."
Beberapa senator AS juga mengatakan kesepakatan itu terlalu lunak terhadap Iran dan mengancam untuk menekan sanksi baru.
Negara-negara Barat telah lama menduga program pengayaan uranium Iran dilakukan untuk membuat senjata, namun Teheran bersikeras hanya ingin membuat energi nuklir.
Beberapa sanksi terkait hal ini telah dikenakan oleh PBB, Amerika Serikat dan Uni Eropa kepada Teheran. Menggertak bukan hal yang tepat dilakukan untuk keamanan AS, kata Obama(BBC/bhc/sya) |