JAKARTA, Berita HUKUM - Federasi Serikat Pertamina Bersatu bersama BEM se-Jakarta, karyawan Chevron, HMI cabang Makassar, juga hadir dalam Deklarasi ini Fuad Bawazier, Faisal Yusra - Presiden KSPMI, Ugan Gandar Presiden FSPP, Edhie Masardhei, Marwan Batubara, dan Edy Maoun, Sri Bintang Pamungkas.
Acara Nasionalisasi Migas Indonesia diadakan di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat, dan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, selanjutnya dibuka dengan do'a oleh Ustad H Abdul Kurnia, Senin (18/3).
Ugan Gandar Presiden FSPPB dalam pidato awalnya mengucapkan Terimakasih pada Serikat Pekerja Migas dari Aceh, Medan, Pekanbaru, Jambi, Serikat Pekerja Bontang PT Badak, Serikat Pekerja dari Papua, dan Purwokerto.
Ugan mengatakan, jika kedaulatan Energi Indonesia saat ini tergangu, maka kedaulatan Negara teranggu. Kami Serikat Pekerja Energi bersepakat kembali untuk mengambil kedaulatan Energi.
"Anak Makassar kamu sangat berenergi, jangan buang energi dengan demo yang tidak penting, demolah untuk mengambil kedaulatan energi kita, Nasionalisasi aset Migas dan kekayaan alam kita," ujarnya.
Ditambahkan Ugan, Blok Mahakam sebentar lagi akan habis, hampir 2 triliun hasil dari Blok Mahakam setiap bulan dilarikan keluar negeri. Bila dana sebesar itu dimanfaatkan untuk membangun Kalimatan, maka akan maju Anak Bangsa.
"Pertamina bukan milik Negara, Pertamina milik rakyat, dan bukan milik Presiden serta bukan milik Dirut Pertamina," katanya.
Mari kita bertindak cepat, bertindak yang kuat, buat karyawan Pertamina jangan enak-enak saja disana saat ini, kita terganggu.
Energi panas bumi sedang diobok-obok, 40% panas bumi ada di Indonesia, kenapa kita disuruh mencari sumber minyak di luar negeri ini, sementara di Indonesia dikasih ke pihak Asing.
Apakah orang Kalimantan ikhlas?, bila tidak, lakukan perlawanan. Hari ini kita jadikan hari bangkitnya kedaulatan Energi pada Anak Bangsa.
Banyuwangi saat ini emasnya lagi diobok-obok oleh pihak asing, Pertamina milik rakyat, bukan milik Menteri-Menteri itu, bukan milik penguasa, bukan milik Dirut Pertamina, dan bukan milik saya.
Kilang yang ada di Tuban, Balongan tekan Direksi, jangan cengeng kalian, segera tekan Direksi kalian masing-masing.
"Jangan sampai kita menunggu Bung Karno bangkit dari kuburannya, jangan tunggu VOC jilid dua, apa musti kita tunggu Bung Karno bangkit dari kuburan," pungkasnya.(bhc/put) |