Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Legislatif    
Pancasila
Muslim Ayub: Sebaiknya Presiden Jokowi Mencopot Anas Saidi
2017-09-16 11:13:42
 

Ilustrasi. Anggota Komisi III DPR RI dari Dapil Aceh I, H Muslim Ayub, SH, MM.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Anggota Komisi III DPR RI, H Muslim Ayub, SH, MM meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencopot Anas Saidi dari Deputi Bidang Pengkajian dan Materi, Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Muslim menegaskan orang seperti Anas Saidi patut dicurigai dan diragukan kesetiaannya pada Pancasila, pasca pernyataannya yang bermuatan perpecahan.

"Sebaiknya presiden Jokowi mencopot Anas Saidi dari jabatannya di UKP PIP, jiwa dan kesetiannya pada pancasila diragukan. Pernyataannya membahayakan ideologi negara," ujar Muslim, Jumat (15/9).

Muslim menjelaskan adanya ideologi Pancasila yang diperjuangkan dengan keringat, darah dan air mata sebegai pemersatu seluruh bangsa Indonesia yang religius.
Sehingga menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) asal Aceh ini mengingatkan perlunya ketegasan Presiden dalam membersihkan pemerintahannya dari anasir komunis, yang jelas sudah terbukti membolak balikkan fakta. "Presiden harus tegas membersihkan komunis, bukan hanya sekadar ucapan," ucapnya.

Selain itu sudah jelas Indonesia adalah negara yang beragama. "Jadi ada beberapa agama yang memang diakui oleh negara dan itu tidak bertentangan dengan pancasila, sementara atheis tidak beragama dan tidak mempercayai adanya tuhan. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk menerima atheis di negeri ini," tegas Muslim.

Sebelumnya Anas Saidi secara amburadul mengatakan dalam suatu kegiatan resmi, menyusul ucapannya yang menuai kecaman.

"Orang atheis itu boleh, laa ikrooha fiddien (tidak ada paksaan di dalam agama). Tuhan saja tidak memaksa, yang tidak boleh ketika mereka memprovokasikan anti-agama," ujarnya di hadapan wartawan seusai acara Simposium Nasional Pemuda Indonesia di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Rabu (30/8) lalu.

Pria yang dikenal sebagai peneliti bidang filsafat, agama, dan sosiologi itu menambahkan bahwa sejauh ruang sosial tidak diganggu oleh ideologi apapun, maka murtad (keluar dari Islam.red) pun tidak masalah.(bh/db)



 
   Berita Terkait > Pancasila
 
  Pancasila Dilaksanakan, Jangan Diingkari
  Syarief Hasan Dukung Penuh Pancasila Masuk Kurikulum Pendidikan Nasional
  Menerima Pancasila Sebagai Dasar Negara Adalah Keputusan Strategis
  HNW: Pancasila Bukti Kedekatan Hubungan Antara Agama dan Negara
  Pancasila Hadir Karena Kenegarawanan Para Pendiri Bangsa
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2