Hussein Tantawi mengatakan ia tidak akan membiarkan kelompok manapun menekan angkatan" /> BeritaHUKUM.com
Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Mesir
Militer Mesir Ancam Pendemo
Sunday 27 Nov 2011 23:57:56
 

Calon Perdana Menteri Mesir Kamal Ganzouri (kiri) dan Hussein Tantawi (Foto: Reuters Photo)
 
KAIRO (BeritaHUKUM.com) – Pemimpin militer Mesir mengatakan ia tidak akan membiarkan "para pengacau" mengganggu pemilihan parlemen dan memperingatkan "konsekuensi berat" bila negara itu tidak mampu mengatasi krisis.

Hussein Tantawi mengatakan ia tidak akan membiarkan kelompok manapun menekan angkatan bersenjata Ia juga mendesak dua calon presiden, Mohammed ElBaradei dan Amr Moussa untuk mendukung orang yang ia calonkan sebagai perdana menteri minggu lalu, Kamal Ganzouri.

Pernyataan Tantawi ini muncul, seperti dikutip BBC, Minggu (27/11), di tengah rencana ribuan demosntran untuk melakukan unjuk rasa lagi. Banyak pihak yang meragukan pemilihan dapat dilaksanakan atau tidak karena kekerasan yang terjadi dalam minggu-minggu terakhir ini di Mesir.

Pemilihan umum yang direncanakan Senin (28/11) merupakan langkah pertama jadwal pemilu yang akan berlangsung sampai Maret 2012 dan meliputi dua majelis di parlemen. Para pengunjuk rasa khawatir Dewan Militer Mesir (Scaf), yang dipimpin Tantawi dan bertugas mengawasi transisi ke pemerintahan sipil, mencoba mempertahankan kekuasaan.

Tantawi mengatakan militer akan menjamin keamanan selama pemilu dan menekankan pemungutan suara akan tetap berlangsung sesuai jadwal. Para pengunjuk rasa menuntut agar pemerintahan militer diakhiri sebelum pemilu diselenggarakan. Namun ada pula sejumlah demonstran yang menyatakan dukungan terhadap pemerintahan sementara militer.

Lebih dari 40 orang meninggal dan sekitar 2.000 lainnya terluka minggu lalu setelah pasukan pemerintah berupaya membubarkan unjuk rasa terparah, sejak jatuhnya Hosni Mubarak. Para pengamat mengatakan pemilu hampir pasti tetap akan dilaksanakan namun prosedur pemungutan suara rumit dan tidak banyak waktu untuk berkampanye. Akibatnya, tidak jelas berapa banyak orang yang akan memberikan suaranya.(bbc/sya)



 
   Berita Terkait > Mesir
 
  Mesir Temukan 'Kota Emas yang Hilang' Warisan Firaun 3.000 Tahun Lalu, Temuan Paling Penting setelah Makam Tutankhamun
  Terusan Suez Sudah Bisa Dilewati, Mesir Buka Penyelidikan terhadap Kapal Kontainer yang Kandas
  Muhammad Mursi Meninggal, Presiden Erdogan: Pemerintah Mesir Harus Diadili di Mahkamah Internasional
  Ustadz Hanan Attaki, Lc tentang Muhammad Mursi
  Total 44 Tewas, 2 Gereja Dibom, Mesir Tetapkan Keadaan Darurat
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2