MESIR, Berita HUKUM - Mesir menetapkan status darurat selama tiga bulan di sebagian wilayah semenanjung Sinai setelah 31 tentara tewas dalam dua serangan pada Jumat (24/10). Presiden Abdul Fattah al-Sisi juga mengumumkan masa berkabung selama tiga hari atas tragedi yang diduga disebabkan oleh "aksi jihad" di wilayah itu.
Pintu perbatasan antara Mesir dan Gaza di Rafah ditutup, kata televisi negara.
Dua serangan terjadi di lokasi yang berbeda. Satu terjadi di pos pemeriksaan dekat El Arish yang menewaskan 28 tentara dan melukai 28 orang lainnya.
Hingga saat ini belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab.
Sementara serangan kedua terjadi di pos pemeriksaan pusat kota mengakibatkan tiga orang tentara tewas tertembak.
Ini merupakan kehilangan besar bagi tentara Mesir, yang telah lama memerangi aksi jihad di bagian utara Sinai.
Wilayah itu sudah menjadi area tanpa hukum sejak Presiden Hosni Mubarak lengser pada 2011 lalu. Kaum militan meningkatkan serangan sejak Presiden Muhammad Morsi digulingkan oleh tentara tahun lalu.
Sementara, Pemboman pada hari Jumat dilakukan oleh tersangka jihad yang menabrak sebuah pos pemeriksaan dengan nya kendaraan dengan bahan peledak itu, kata beberapa pejabat keamanan.
Langkah-langkah darurat akan mulai Sabtu pukul 0300 GMT "untuk jangka waktu tiga bulan", presiden mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah serangan mematikan pada pasukan keamanan sejak militer digulingkan presiden Islamis Mohammed Morsi tahun lalu.
Keputusan itu juga diambil untuk menutup perbatasan Rafah ke Jalur Gaza, satu-satunya jalan ke dalam wilayah Palestina tidak dikendalikan oleh Israel.
"Tentara dan polisi akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengatasi bahaya terorisme dan pendanaan, untuk menjaga keamanan kawasan ... dan melindungi kehidupan warga," kata keputusan presiden.
Serangan, di daerah pertanian laut dari El-Arish, kota utama di utara Sinai, menewaskan sedikitnya 30 tentara dan meninggalkan 29 lainnya terluka, kata petugas medis.
Seorang pejabat senior militer dan lima petugas dikatakan berada di antara mereka yang terluka.
Pria-pria bersenjata juga menembak mati seorang perwira dan melukai dua tentara pada hari Jumat di pos pemeriksaan lain selatan dari El-Arish, kata beberapa pejabat keamanan.
Jihadis di semenanjung telah membunuh puluhan polisi dan tentara sejak penggulingan Morsi untuk membalas tindakan keras polisi berdarah pada pendukungnya.
Presiden Abdel Fattah al-Sisi, panglima militer yang menggulingkan Morsi dan kemudian memenangkan pemilu, telah berjanji untuk membasmi militan.(BBC/france24/bhc/sya) |