JAKARTA, Berita HUKUM - Menteri Luar Negeri Marty M. Natalegawa secara resmi telah memperkenalkan logo APEC Indonesia 2013 dihadapan para pejabat pemerintah Indonesia, kalangan pengusaha Indonesia yang aktif dalam APEC Business Advisory Council (ABAC), serta para pejabat tinggi dari 20 Ekonomi anggota APEC lainnya, di Jakarta, Jumat (7/12).
Acara ini juga menjadi kegiatan pendahuluan bagi Pertemuan Informal Tingkat Pejabat Tinggi (Informal Senior Officials’ Meeting/IISOM) APEC yang diselenggarakan pada hari yang sama. ISOM menjadi pertemuan pertama dari rangkaian pertemuan APEC yang akan diselenggarakan di Indonesia dalam rangka keketuaan Indonesia pada APEC 2013.
Logo APEC Indonesia 2013
Logo APEC Indonesia 2013 ini melambangkan proses dinamika dan peningkatan perkembangan ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Terinspirasi dari bilah bambu, sebagai simbol ketahanan, kekuatan, dan fleksibilitas, dengan batang yang meliuk bila dihantam terjangan angin kencang, tetapi dengan anggun kembali menjulang tegak ketika angin mereda.
Garis lurus yang menumpuk mewakili 21 Ekonomi anggota APEC yang memiliki komitmen untuk bekerja sama erat dalam menentukan arah integrasi ekonomi kawasan, sementara lekukan menegak menyimbolkan kebutuhan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi global.
Logo APEC Indonesia 2013 merupakan ketetapan Presiden RI berdasarkan hasil sayembara yang terbuka untuk umum yang telah diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri.
Sebagaimana diketahui, Indonesia kembali menjadi ketua dan tuan rumah APEC tahun 2013 setelah sebelumnya menjadi ketua dan tuan rumah APEC tahun 1994. Puncak KTT APEC 2013 akan diselenggarakan di Bali, akhir 2013 mendatang.
Beri Kontribusi
Sementara itu Menlu Marty Natalegawa dalam pembukaan APEC Informal Senior Official Meeting 2012 di Gedung Pancasila, Jakarta, Jumat (7/12) mengharapkan, APEC mampu terus berkontribusi tengah transformasi dunia yang semakin berkembang, evolusi arsitektur kawasan, serta tantangan ekonomi dunia yang semakin kompleks.
“APEC harus mampu memelihara dan meningkatkan ketahanannya dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada”, tutur Menlu Marty. Salah satunya adalah melalui eratnya kerjasama antar negara anggota APEC.
Kehadiran para Pejabat Tinggi (SOM) APEC ini, dinilai Marty sangat penting dalam mendukung efektivitas APEC di tahun Keketuaan Indonesia. Untuk itu, Menlu Marty menuturkan tiga tugas khusus bagi para Pejabat Tinggi APEC yang hadir di Gedung Pancasila.
“Pertama, kita harus mampu menjaga momentum positif perdagangan yang terbuka. Ini adalah hal dasar yang esensial”, tegas Menlu.
Pada tahun 1994 lalu, Indonesia telah memprakarsai “Bogor Goals” yang berisi fondasi penting prinsip perdagangan yang luas dan terbuka (free and open trade) di kawasan Asia Pasifik.
Tahun 2013, Menlu berharap agar Bogor Goals atau Deklarasi Bogor dapat secara maksimal diimplementasikan.
Kedua, agar tujuan pembangunan ekonomi harus memperhatikan aspek keberimbangan dan keadilan. “Pembangunan ekonomi haruslah berkelanjutan, cerdas dan benar, agar semua pihak mampu memetik hasil dari pembangunan,” ujar Marty.
Ketiga, Menlu mengingatkan bahwa isu konektivitas adalah isu yang akhir-akhir ini menjadi semakin penting. Percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan harus senantiasa memperhatikan isu konektivitas.(es/skb/bhc/opn) |