SAMARINDA, Berita HUKUM - Klaim Sindoro dengan mengatasnamakan Alumni Yayasan/Sekolah Cina "Tjong Hwa Kwan"/ Tjong Hwa Tjong Hwee" yang dulu dengan sebutan sekolah panjang atau Pinang Babaris yang saat ini dikuasai dan sedang dibangun dua buah hotel berbintang dan termegah oleh Suryadi Tandio Pemilik PT Semoga Jaya Putrera.
Seperti yang diberitakan berturut-turut oleh BeritaHUKUM.com Juli-Agustus 2012, Sindoro mengklaim dan menuding Suryadi Tandio seroboti Tanah Yayasan Sekolah Cina dan mengatakan Surat Hak Guna Bangunan (HGB) yang dimiliki Suryadi Tandio tidak mendasar sama sekali sehingga melakukan gugatan ke Pengadilan Negeri Samarinda.
Penasehat Hukum Suryadi Tandio, Robert Nababan, SH ketika ditemui pewarta di Kantornya Sabtu (1/12) mengatakan gugatan yang dilayangkan Sindoro Tjokrotekno hanya mengaku sebagai pemilik yayasan/Sekolah Cina "Tjong Hwa Kwan"/Tjong Hwa Tjong Hwee". "Dia hanyalah alumni sekolah tersebut, jadi tidak berwenang menutut," ujar Robert.
"Sindoro menggugat atas nama yayasan/Sekolah Cina, saat kita tanyakan yayasan, dia hanya menunjukkan sebagai alumni yayasan sekolah tersebut tahun 2008, jadi tidak berwenang menuntut," ujar Robert.
Pengacara senior di Kaltim ini juga mengungkapkan bahwa, sebelum berlaku Undang-Undang Pokok Agraria, tanah-tanah eks Belanda dan Jepang yang tidak dikonversi, maka jatuhnya menjadi hak Negara. Dengan jatuhnya ke Negara, maka Negara punya kewenangan pada siapapun, jelas Robert
Dengan berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria, maka hak-hak asing yang dulu tidak di konversi akan jatuh ke Negara, sebagai contoh kantor Polisi dan Asrama POM dulu punya Belanda yang sekarang milik Negara, terangnya.
Menuru Robert Nababan, awalnya tanahnya itu dikuasai Negara kemudian bapaknya Suryadi Tandio disuruh Pemerintah kota untuk mengelolanya. Oleh Suryadi, kemudian ia memberikan Sekolah di Jalan Aminah Syukur dan sebagai kompensasi ke Pemerintah pada Pinang Babaris atas pengelolaan dan kemudian diberi hak berupa sertifikat. "Jadi apa lagi yang harus dipersoalkan," tandas Robert.
Jadi kalau menurut Sindoro tanah itu milik sekolah dia dulu, disini kita pertanyakan mana yayasan/Sekolah Cina "Tjong Hwa Kwan"/Tjong Hwa Tjong Hwee", namun Sindoro hanya tunjukkan Yayasan Alumni tahun 2008. "Jadi apa kepentingannya untuk menggugat," pungkas Robert Nababan.(bhc/gaj) |