JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Deklator pembentukan Pos Pengaduan Praktik Mafia Anggaran (P2MA), La Ode Ida dan Zainal Bintang tidak gentar dengan berbagai ancaman dari kalangan penentang aksinya itu. Bahkan, mereka meminta pelapor tak usah takut, karena telah menyiapkan tim advokasi yang akan melindungi mereka dari serangan pihak yang merasa dirugikan atas pengaduannya itu.
Penyiapan tim advokasi itu disampaikan Zainal Bintang kepada wartawan di Jakarta, Senin (3/10). Menurut dia, pembentukan tim advokasi ini, sebagai langkah antisipatif atas banyaknya ancaman yang masuk, terutama kepada para pelapor. “Kami sedia payung sebelum tsunami datang,” ujarnya sambil tersenyum.
Zainal mengakui tidak setiap saat berada di kantor P2MA yang berada di lantai VIII gedung Nusantara III DPR itu. Tetapi sejumlah pengacara akan berada di sana untuk memantau dan menerima pengaduan ancaman. “Memang sudah banyak ancaman datang, khusunya dari kelompok-kelompok yang merasa dirugikan dengan keberadaan pos ini,” jelasnya.
Seperti diberitakan, upaya Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI La Ode Idan dan Ketua DPP Partai Golkar Zainal Bintang membongkar praktik mafia anggara DPR dengan membuka P2MA sempat mendapat cibiran Ketua DPR Marzuki Alie. Langkah mereka itu ditudingnya sebagai tindakan kurang kerjaan.
Bahkan, Marzuki Alie mengkritik hal tersebut dan menganggap La Ode hanya mencari popularitas saja. Marzuki pun sudah bicara dengan Ketua DPD Irman Gusman, agar menegur aksi La Ode yang membuka pos pengaduan bukan atas nama lembaga di gedung DPD itu.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPD La Ode Ida membuka pos pengaduan praktik mafia anggaran di ruangannya di gedung DPR. Hingga kini, La Ode yang membuka pos tersebut secara pribadi telah menerima 20 pengaduan. Dalam pengaduan itu, disebutkan setidaknya ada 10 anggota DPR yang terlibat dalam percaloan anggaran.(dbs/rob)
|