JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais sempat menyemprot kader pendukung Zulkifli Hasan yang berteriak-teriak ketika dirinya tengah menutup tausyiah dengan doa.
Teriakan bernada dukungan untuk Ketum PAN tersebut dianggap Amien tidak layak untuk dilakukan.
Amien mendapatkan kesempatan terakhir untuk menyampaikan tausyiahnya dalam acara rapat kerja nasional (Rakernas) ke-V di Hotel Millennium, Jakarta Pusat, Sabtu (7/12). Sekitar 16 menit Amien menyampaikan tausyiahnya di hadapan ratusan kader yang hadir.
Namun ketika Amien hendak mengakhiri doa penutup, terdengar teriakan-teriakan "lanjutkan", teriakan dari pendukung Zulkifli untuk maju kembali dalam bursa caketum PAN periode 2019-2024. Hal tersebut sontak membuat Amien marah di atas panggung.
"Lanjutkan, lanjutkan! Belum tentu ya! Jangan mendahului takdir ya. Anda jangan sorak-sorak seperti itu, tidak layak. Ini bukan partai kampungan. Wassalamualaikum," kata Amien sambil menujuk-nunjuk arah kader.
Sebelum itu, Amien juga sempat mengungkapkan bahwa rakernas yang digelar saat itu malah jadi berasa Kongres karena banyak teriakan-teriakan dukungan khas untuk caketum.
Amien mengatakan bahwa hasil akhir dari pemilihan caketum nanti hanya Allah SWT yang tahu.
"Boleh Anda lanjutkan atau tidak lanjutkan, satu periode, saya hanya tersenyum karena sudah ada di lauhul mahfudz, siapa yang akan jadi ketua umum kita nanti," tandasnya.
Sementara, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan atau Zulhas mengaku paling bertanggungjawab atas kegagalan PAN dalam Pemilu 2019. PAN yang hanya menduduki posisi ke-7 dalam pemilu lalu.
"Tentu itu menjadi tanggung jawab saya sebagai ketua umum Partai Amanat Nasional karena sayalah yang diberikan mandat pada kongres yang lalu," katanya.
Menurut dia, PAN pada pemilu lalu menargetkan kursi legislatif sebanyak 60 kursi dan hanya mencapai 44.
Menurutnya, Pemilu 2019 lalu merupakan tantangan yang berat bagi PAN. Hal itu dialami kader PAN di lapangan. Terutama berbagai tekanan dari luar.
Misalnya saja mengenai hasil survei yang kerap menyebut partainya itu tidak lolos ambang batas parlemen. "Saya kalau ketemu Pak Amien, ketemu Mas Kris pasti deg-degan karena laporan survei PAN satu persen," ucapnya.
Bagi Zulhas hal itu seakan membentuk opini publik dan internal partainya. Kendati begitu, Zulhas meminta para kader mensyukuri hasil tersebut. Dan ia juga mengucapkan terima kasih kepada para kader di daerah karena telah berusaha keras untuk dan mendapatkan 44 kursi parlemen.
"Dari 60 kuris yang kita targetkan. Tidak main-main kita bayar mahal untuk itu," tegasnya.
Menurutnya, apa yang dilakukan dalam partainya akan dipertanggungjawabkan.
"Saudara-saudara apa yang saya lakukan saya pertanggungjawabkan dunia akhirat. Kepada saudara, kepada masyarakat, kepada Allah SWT," kata Zulhas di hadapan para kadernya.
Menurut dia sudah tidak ada lagi yang perlu diragukan baik terhadap dirinya maupun petinggi PAN lain. Karena menurut Zulhas, meskipun berbeda-beda secara pemikiran namun para petinggi itu memiliki semangat yang seirama.
"Pak Amien pendiri partai, guru kita, tokoh kita. Mas Tris senior kita. Tujuan kita berpartai sama tidak berbeda satu dengan yang lain," ujar Zulhas.
"Hanya memang saya dan Pak Amien ada beda cara saja," ia melanjutkan.
Dalam kesempatan itu Zulhas juga menekankan bahwa semangat pilpres telah usai. Saat ini adalah waktunya bagi sesama kader PAN untuk membangun partainya.
Zulhas sendiri dikabarkan tidak direstui untuk kembali menjabat sebagai ketua umum PAN oleh para pendiri partai itu. Menurut Pendiri PAN, Putra Jaya Husein, para senior PAN ingin ada perubahan kepemimpinan. Dia mengaku mendapat pengakuan langsung dari Amien Rais, Sutrisno Bachir dan Hatta Rajasa.
"Mereka (senior PAN) minta ada perubahan kepemimpinan. Saya bicara langsung, bukan katanya-katanya," kata Putra Jaya Husein saat berbincang di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (6/12).
Selain Zulhas, empat calon lain disebut bakal maju ialah Mulfachri Harahap, Asman Abnur, Bima Arya dan Drajad Wibowo. Husein pun menyerahkan kepada pemilik suara yaitu DPW dan DPD PAN diseluruh daerah.
"Biarlah kasih kesempatan peserta kongres menilai, dari 5 kandidat ini mana yang terbaik Jangan diancam, kalau di ancam dia gak bisa menilai nanti, kalau diancam hilang kemampuan untuk menilai," tegasnya.(Suara/dd/merdeka/bh/sya) |