JAKARTA, Berita HUKUM - Mahfud MD menjawab pertanyaan wartawan tentang Pemerintahan yang bersih dari korupsi serta mampu untuk mensejahterakan rakyatnya. Saat ditemui dalam acara peluncuran buku Oto biografinya di Pondok Indah Mall, Sabtu (20/4), Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menjawab, "Saya belum pernah menjadi Presiden, namun saya akan melihat dari pandangan Konstitusi dan saya berharap dapat terus mendorong pemberantasan korupsi," ujar Mahfud.
Saat ditanyai mengenai dugaan penyelewengan proyek tender Ujian Nasional (UN) yang kocar kacir?, Mahfud menjawab bahwa pelaksanan (UN) yang sekarang ini paling jelek dan buruk', meski saya akui bahwa dia (M. Nuh) itu temen saya.
"Apakah tidak berfikir untuk melaksanakan saja putusan Mahkamah Agung, tentang (UN) belum bisa dilaksanakan karena materinya belum siap, Infrastruktur belum siap, kalau dipaksakan terjadilah seperti ini," kata Mahfud.
Ditambahkannya bahwa saat ini banyak pejabat yang bersih namun tidak di ekspose media, sementara yang tidak bersih masih banyak, bahwa setiap kenikmatan yang diperoleh dari hasil yang tidak bersih, namun tidak akan merasakan nikmat malah terlaknat'.
Justru korupsi akan mempermalukan pejabat yang tarkait, dan saya akan malu mendapat resiko itu. "Kalau 1 di perkara (MK) saya bisa mendapat Rp 1 miliar, maka ada 800 perkara, sudah lebih setengah triliun," tambahnya.
"Namun jika saya pegang 1 perkara dan saya terima saja 1 miliar, maka saya tidak akan pernah tenang dalam hidup saya," pungkas Mahfud MD.(bhc/put) |