Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Daging
Lusa Sudah Lebaran, Harga Daging Tembus Rp150 Ribu/Kg, Rakyat Tagih Janji Jokowi
2016-07-04 21:15:56
 

Ilustrasi. Daging sapi segar.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - H-2 lebaran, harga daging sapi yang dijual pedagang di beberapa pasar dan pusat perbelanja di Jabotabek terus merangkak naik. Tidak sesuai dengan janji Presiden Joko Widodo bahwa daging sapi Rp80.000 ribu/kg, Senin (4/7) harga sudah mencapai Rp150 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp120 ribu/kg.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron melihat langsung masih tingginya harga daging ini.

"Hari ini, saya melihat datang ke Karawang dan tanya-tanya ke pedagang. Kalau di pasar dadakan, harga daging segar itu Rp 120 ribu. Sedangkan di pasar tradisional, harganya lebih mahal lagi, sampai Rp 130 ribu per kilogram, terang Herman dikutip, Senin (4/7).

Politisi Demokrat ini mengakui, memang ada daging yang dijual antara Rp 75 ribu sampai Rp 80 ribu per kilogram. Tapi, itu hanya terjadi pada operasi pasar yang dilakukan pemerintah maupun instansi lain. Sedangkan di pasar-pasar rakyat, harga itu tidak pernah terjadi.

Dalam operasi pasar, harga itu bisa dijual Rp 80 ribu juga karena kualitas dagingnya lebih rendah.

"Yang dijual di operasi pasar kan daging beku. Ya, itu harganya memang segitu. Sebab, kualitas daging beku memang di bawah daging segar. Kalau daging segar dengan kualitas tinggi, tidak mungkin bisa dijual segitu," jelas Herman.

Untuk daging segar, kata Herman, sangat sulit diturunkan jika harga sapi hidupnya masih mahal. Saat ini, harga sapi hidup masih Rp 40 ribu per kilogram. Untuk menjadi daging, harga ini dikalikan 2,5. Dari situ, didapat harga Rp 100 ribu per kilogram. Ini adalah harga produksi. Tidak heran saat sampai ke pasar harganya menjadi Rp 120 ribu.

Jika harga daging mau Rp 80 per kilogram, terang Herman, struktur harga sapi hidupnya harus diubah. Kalau pemerintah bisa menekan harga sapi hidup menjadi Rp 30 ribu per kilogram, harga Rp 80 ribu per kilogram mungkin bisa tercapai.

Selama tidak bisa merekonstruksi harga di budidaya, maka harga di pasar akan tetap di atas Rp 100 ribu. Jadi, menurunkan harga daging itu harus dimulai dari harga sapi hidupnya. Jika mengandalkan impor daging beku dan operasi pasar, tidak akan terjadi," demikian Herman.

Terus Naik
Tak hanya di Jabotabek, di beberapa kota-kota di Jawa dan Sumatera harga terus meroket. Di Kota Bandarlampung dan Lubuklinggau, Sumatera Selatan, daging sapi mencapai Rp150 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp120 ribu per kilogram.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Kota Lubuklinggau Hj Farida Aryani mengatakan kenaikan harga daging tersebut bahkan diprediksi akan meningkat lebih tinggi menjelang H-1 lebaran.

"Kita tetap akan meminimalisir agar harga daging itu tidak terlalu tinggi karena stok diperkirakan cukup termasuk bahan kebutuhan pokok lebaran," katanya.

Khusus untuk kebutuhan daging dengan harga yang cukup tinggi itu tak mungkin bisa dijangkau oleh masyarakat kecil, kecuali ada operasi pasar khusus daging, bila melakukan operasi pasar nasip pedagang akan berdampak pada penghasilan para pedagang, katanya.

"Kita sekedar mengimbau dan melakukan pembinaan terhadap pedagang agar tidak menaikan harga bahan pokok terlalu tinggi seperti daging, telur dan daging ayam potong," katanya.

Salah seorang penjual daging di Pasar Satelit, Kota Lubuklinggau Armen (38) mengatakan naiknya harga jual daging itu lumrah terjadi setiap menjelang Lebaran karena animo masyarakat untuk mendapatkan daging cukup tinggi.

"Kami hanya memanfaatkan momen tersebut meskipun stok daging cukup tapi serbuan pembeli dalam satu dua hari menjelang Lebaran itu adalah waktu paling tepat untuk mengembalikan kerugian selama ini," ujarnya.

Ia mengatakan pada hari-hari biasa permintaan masyarakat akan daging sangat rendah karena disamping tingkat ekonomi mereka anjlok, juga masyarakat sudah beralih mekonsumsi ikan dan ayam potong.

"Kenikan harga itu adalah huukum dagang, bila permintaan tinggi tentau harga akan naik, tetap bila stok banyak dan permintaan sedikit maka akan terjadi penurunan harga," katanya.

Ia memperkirakan harga daging menjelang H-1 lebaran bisa mencapai antara Rp170 ribu hingga Rp190 ribu per kilogram, demikian juga harga daging ayam akan mencapai Rp40 ribu dari saat ini sekitar Rp36 ribu per kilogram.

Untuk harga ikan air tawar akan naik sekitar 20 persen atau menjadi Rp22 ribu dari harga hari-hari biasa karena stok ikan air tawar cukup banyak di pasaran.(Anugrah/harianterbit/bh/sya)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2