SANAA (BeritaHUKUM.com) – Pawai perayaan kemenangan penghargaan Hadiah Nobel yang diraih wartawati asal Yaman, Tawakkul Karman, berakhir ricuh. Sebanyak 40 wanita terluka di Taez, kota terbesar kedua Yaman. Mereka diserang sekelompok orang pendukung rezim pemerintah, seperti dikatakan sejumlah tenaga medis, Senin (10/10).
Penyerangan terhadap wanita pendukung Tawakkul tersebut, berlangsung pada Minggu (9/10) malam di kota Taez. Mereka diserang saat berkumpul untuk mendukung Tawakkul, wanita Arab pertama yang menerima penghargaan bergengsi itu. "Kami diserang oleh penjahat-penjahat kejam rezim dengan botol kosong dan batu," kata seorang wanita penyelenggara acara itu yang enggan disebutkan manya, seperti diberitakan AFP.
Berdasarkan laporan sebelumnya, Tawakkul mengatakan, pemberian penghargaan itu merupakan kemenangan bagi demokrasi di Yaman. Wartawati ini dikenal sebagai penentang hebat rezim Yaman yang dipimpin Presiden Ali Abdullah Saleh yang dianggap korup dan kerap melanggar hak asasi manusia.
Wanita Arab Pertama
Hadiah Nobel Perdamaian 2011 diberikan kepada tiga orang perempuan, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, dan Leymah Gbowee dari Liberia dan seorang perempuan asal Yaman, Tawakkul Karman.
Mereka mendapat hadiah bergengsi itu, karena perjuangan tanpa kekerasan untuk keselamatan perempuan serta hak perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam upaya membangun perdamaian. Atas prestasinya ini, mereka masing-masing menerima hadiah 1,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 15 miliar.
Namun, yang menarik dari ketiga wanita penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2011 tersebut, yakni Tawakkul Karman (32). Ia merupakan wartawati dan pegiat hak asasi manusia (HAM) asal Yaman. Bahkan, wanita ini tercatat sebagai perempuan negeri Arab pertama yang meraih hadiah bergengsi itu.
Wartawati ini dikenal sebagai penentang hebat rezim Yaman yang dipimpin Presiden Ali Abdullah Saleh, yang sedang menghadapi prahara politik di negeri paling selatan jazirah Arab itu. Presatsi hebat Tawakkul ini, justru mendapat tentangan keras dari Pemerintah Yaman. Melalui siara teve milik pemerintah, pejabat setempat mengecam putusan Komite Nobel yang menganggap bahwa "pemberontak" itu tidak layak memperoleh Hadiah Nobel.
Selain dikenal sebagai pegiat HAM, Tawakkul juga merupakan wartawati yang kritis. Ibu dari tiga orang anak itu pada 2005 mendirikan Perhimpunan Wanita Jurnalis Tanpa Belenggu. Dalam status terbarunya di jejaring sosial, Tawakkul menulis, "Kalian tak bisa membelenggu kebebasanku."
Belakangan, perempuan berjilbab itu bergabung dengan Partai At Tajammu Al Yamani Lil Ishlah (Perhimpunan Yaman untuk Reformasi), oposisi utama Yaman. Sejumlah aktivis perempuan Arab menyambut hangat penetapan Tawakkul sebagai penerima Hadiah Nobel. Mereka menilai anugerah itu sebagai penghormatan terhadap dedikasi perempuan Arab.
Siapa Saja
Penghargaan Nobel Perdamaian ini diberikan kepada siapa saja, baik perorangan maupun organisasi yang dianggap meberikan sumbangan besar dibidang sains maupun social, yaitu bidang Kimia, Ekonomi, Sastra, Medis, Fisika, dan Perdamaian. Sumbangannya bisa berupa hasil riset, penemuan inovatif, atau kegiatan kemanusiaan.
Penghargan ini diberikan pada bidang-bidang praktikal, bukan teoritikal, sehingga matematika tidak dimasukan sebagai bidang ilmu yang layak menerima Nobel. Penghargaan Nobel bisa dibilang juga sebagai status tertinggi para tokoh dunia.
Lahir dari keinginan penemu besar dinamit, Alfred Nobel (1833-1896). Dilatari penyesalan gara-gara dinamit penemuannya dipakai untuk senjata pemusnah. Menjelang ajal, kekayaannya dipakai untuk sebuah institusi yang bisa memacu terciptanya temuan serta ide gemilang yagn bermanfaat bagi dunia. Lalu didirikannya Nobel Foundation pada tahun 1901 dan diresmikan dengna memberikan penghargaan Nobel pertama kepada enam orang tokoh.
Tiap tahun, acara pemberian Nobel ini digelar setiap tahun. Acara pemberian Nobel ini digelar di Stockholme Concert Hall, Swedia. Untuk penghargaan dibidang perdamaian, acara pemberian digelar di Oslo City Hall, Norwegia.
Pemilihan peraih Nobel tidak gampang, untuk menentukan siapa yang berhak meraih Nobel melibatkan 3.000 orang. Orang-orang tersebut berasal dari Lembaga Pemerintahan, Mahkamah Internasional, para Rektor, para Guru Besar, lembaga-lembaga penelitian, penerima-penerima Nobel sebelumnya, dan anggota dari Nobel Foundation di seluruh dunia. Proses ini memakan waktu setahun. Paket penghargaan Nobel diantaranya berupa medali emas, diploma, serta uang senilai 1,5 juta dolar AS.(dbs/sya)
|