DOHA-Para pemimpin dunia harus mengambil langkah untuk memastikan pencairan aset Libia, sehingga pemerintah transisi Libia bisa membiayai gaji dan kebutuhan esensial lainnya seiring hampir berakhirnya kekuasaan rezim Moammar Khadafi.
Menteri Hubungan Internasional Qatar Khaled al-Attiyah mengatakan, sedikitnya dana sebesar 2,5 miliar dolar AS (atau sekitar Rp 21,4 triliun) harus dicairkan sebelum September. Dana itu akan digunakan untuk membayar gaji pegawai negeri dan memulai proses rekonstruksi di Libia.
"Sangat penting bagi kita untuk memastikan bahwa Majelis Transisi Nasional mendapatkan dukungan materi dan moral untuk melakukan kerja mereka," ujar al-Attiyah sebelum bertemu dengan utusan dari Amerika Serikat, negara-negara Eropa, serta Turki yang akan menggelar konferensi internasional tentang Libia.
Sedangkan Pemerintah Maroko mengakui kelompok oposisi Libia sebagai perwakilan resmi warga negara di Afrika Utara tersebut. Menteri Luar Negeri Maroko Taib Fassi Fihri telah bertemu dengan Presiden Majelis Transisi Nasional yang merupakan perwakilan para pemberontak yang berusaha menggulingkan rezim Moammar Khadafi.
Kantor berita Maroko MAP menyebut kan, Fassi Fihiri tiba di Kota Benghazi, Libia dengan membawa pesan dari Raja Maroko yang mengucapkan selamat kepada para pemberontak seiring kemajuan mereka mewujudkan aspirasi warga negera Libia. Maroko merupakan bagian dari sedikit negara Arab yang mendukung operasi militer NATO ke Libia.
Serahkan Kekuasaan
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague meminta pemimpin terguling Libia Moamar Khadafi untuk segera mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada oposisi. “Saya pikir inilah saatnya bagi Khadafi untuk berhenti mengeluarkan penyataan-pernyataan yang tidak masuk akal dan mengakui apa yang telah terjadi. Dia harus memberitahukan para pasukannya yang semakin sedikit jumlahnya, untuk mundur dan menghentikan aksinya," kata William dalam siaran persnya.
Ia menyatakan, seluruh negara menyaksikan semakin punahnya rezim Khadafi di Libia. Tentu saja kita tidak tahu berapa lama hal ini akan memakan waktu. Kita telah melihat luapan kegembiraan, perayaan jatuhnya wilayah kekuasaan rezim Khadafi. “Ada sebuah penolakan yang jelas, fundamental dan tegas dari rakyat Libia terhadap rezim tersebut dan mereka telah kehilangan kendali kekuasaan atas sebagian besar wilayah di negara tersebut," ujar dia.
Oleh karenanya, Inggris menyambut baik pernyataan dari National Transitional Council yang telah menyampaikan niatnya untuk memindahkan beberapa pejabat dan menteri-menterinya ke Tripoli sesegera mungkin. "Kami pikir sangat penting bagi mereka untuk melakukan hal tersebut."
Inggris sendiri akan terus melanjutkan perannya dan terus terlibat secara aktif
dengan operasi NATO yang harus tetap dilanjutkan selama masih ada kebutuhan untuk
melindungi masyarakat sipil Libia. "Keterlibatan kami dalam operasi-operasi tersebut akan berlanjut termasuk dalam menyediakan bantuan kemanusiaan tanggap cepat seperti penyediaan obat-obatan melalui WHO, dan kami siap memberikan bantuan kemanusiaan lainnya," jelas William. (bbc/sya)
|