PAKISTAN, Berita HUKUM - Proses pemungutan suara pada pemilu nasional dan daerah di Pakistan, diwarnai ledakan bom di Karachi serta di dekat perbatasan Afghanistan yang menewaskan belasan orang tewas serta melukai puluhan orang lainya.
Sasaran ledakan bom di kota pelabuhan Karachi adalah kantor Partai Nasional Awami, ANP, salah satu dari tiga partai liberal berhaluan sekuler.
Sejak awal partai berhaluan sekuler ini menjadi target serangan kelompok militan Taliban selama pemilu berlangsung, kata perwira polisi Pakistan, Shabir Hussain, seperti dilaporkan kantor berita AP, Sabtu (11/5).
Akibat serangan ini, sedikitnya sembilan orang tewas dan 30 orang lainnya terluka.
Sementara, ledakan bom lainnya terjadi di kota Peshawar, di dekat tempat pemungutan suara, yang menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai 10 lainnya, kata pejabat kepolisian setempat.
Ratusan tewas
Ledakan bom di hari pemungutan suara ini merupakan lanjutan aksi kekerasan yang terjadi saat masa kampanye, dengan lebih dari 130 orang tewas dalam aksi kekerasan bersenjata.
Beberapa kalangan menyebut, aksi kekerasan selama pemilu ini merupakan salah-satu kejadian berdarah dalam sejarah perjalanan Pakistan.
Meskipun diwarnai aksi kekerasan, banyak pengamat menilai pemilu Pakistan kali ini - yang merupakan pertama kalinya digelar oleh pemerintahan sipil - sebagai langkah penting untuk memperkuat pemerintahan sipil di sebuah negara yang mengalami tiga kali kudeta militer.
Sebelumnya, puluhan ribu tentara dikerahkan di tempat pemungutan suara, TPS, setelah kelompok Taliban Pakistan mengancam akan melakukan serangan bunuh diri.
Beberapa jam sebelum TPS dibuka, Pakistan juga telah menutup perbatasan dengan Iran dan Afghanistan dalam upaya untuk menjaga serangan kelompok militan.
Para pejabat mengatakan, perbatasan akan tetap ditutup sampai tiga hari berikutnya.
Kekerasan susulan
Hari Jumat, Taliban telah melontarkan ancaman agar para calon pemilih memboikot pemungutan suara untuk menghindari aksi serangan terhadap kantor-kantor partai politik.
Kelompok militan dituduh terhadap sejumlah aksi serangan bersenjata terhadap para politisi dari tiga partai liberal selama masa kampanye.
Akibatnya, mereka harus membatasi kampanye di hadapan pendukungnya.
Dalam pemilu sebelumnya, beredar tuduhan tentang adanya kecurangan berupa penambahan suara ilegal yang jumlahnya mencapai jutaan suara.
Namun, Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan pada Jumat kemarin lebih memprihatinkan aksi-aksi kekerasan belakangan yang menganggu proses pemilu yang adil.
Sebelumnya, putra mantan Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani, Ali Haider Gilani, diculik orang-orang bersenjata ketika berkampanye pada Kamis (9/5).
Serangan bersenjata juga telah menewaskan 14 orang saat kampanye pemilu digelar di barat Pakistan.(bbc/bhc/opn) |