Lebanon Ledakan 'Non-Nuklir Terbesar' Beirut 'Hhancur Separuh Kota dan Picu Krisis Kemanusiaan' 2020-08-10 16:05:01
LEBANON, Berita HUKUM - Skala kerusakan akibat ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon, pada Selasa malam, sungguh sangat besar, kata wartawan BBC untuk Timur Tengah, Tom Bateman, yang tengah berada di ibu kota Lebanon tersebut.
Jumlah korban tewas hingga Sabtu (08/08) menjadi 154 orang dan sekitar 120 orang disebut berada dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Badan-badan bantuan PBB memperingatkan bahwa Lebanon menghadapi krisis kemanusiaan setelah ledakan besar pada Selasa yang menghancurkan pelabuhan di Beirut, dan merusak daerah lain di kota itu.
Pada hari Minggu (09/08) para pemimpin internasional akan menggelar pertemuan melalui konferensi video untuk membahas bantuan kemanusiaan untuk Lebanon setelah ledakan yang mematikan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengkonfirmasi akan bergabung. Konferensi negara donor ini akan mencakup para pemimpin Lebanon, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan lembaga-lembaga Eropa.
Ada risiko kekurangan pangan yang parah karena negara tersebut mengimpor sekitar 85 persen makanannya - dengan pelabuhan menjadi titik akses utama.
SUMBER GAMBAR,EPA
Keterangan gambar,
Hingga Sabtu, sedikitnya 154 warga meninggal dan 5.000 lainnya luka-luka akibat ledakan dahsyat di Beirut
Situasi setelah ledakan
Wartawan BBC untuk Timur Tengah, Tom Bateman, yang berada di Beirut menggambarkan dampak dari ledakan itu. Kaca dan puing-puing dari apartemen yang rusak menggunung dan berserakan hingga ke jalan-jalan.
Pemandangan ini ditemui dari satu blok ke blok lain.
Wartawan BBC berjumpa dengan Nabil el-Alam di distrik Gemmayzeh, tak jauh dari lokasi ledakan.
Ia berdiri di depan rumah sakit yang kini rusak parah.
Ia adalah wakil direktur Rumah Sakit The Rosary Sisters, yang didirikan empat tahun lalu. Rumah sakit ini penuh dengan pasien dan karyawan ketika ledakan terjadi.
Seorang karyawan meninggal, banyak lainnya luka-luka.
SUMBER GAMBAR,REUTERS
Keterangan gambar,
Gedung-gedung yang rusak di Beirut.
SUMBER GAMBAR,EPA
"Begitu mendengar ledakan, saya langsung ke sini dan saya menyaksikan rumah sakit yang hancur," kata el-Alam.
Sambil berlinang air mata ia mengatakan, "Semua pasien di sini sangat terpukul. Mereka mengalami luka-luka. Kami membantu mereka dengan memindahkan ke rumah sakit lain."
"Kami kehilangan rumah sakit ... kami kehilangan harapan," katanya.
Sedih, duka, dan marah membayangi Beirut.
Tudingan pemerintah lalai
Bentrokan pengunjuk rasa anti-pemerintah dengan pasukan keamanan Lebanon meletus di Beirut, Kamis (06/08), menyusul kemarahan warga Beirut atas 'kelalaian pemerintah' yang menyebabkan ledakan dahsyat.
Petugas menyemprotkan gas air mata ke puluhan orang di dekat parlemen.
Para pengunjuk rasa marah dengan ledakan dahsyat hari Selasa, yang menurut para pejabat disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman sejak 2013.
Banyak orang di Lebanon mengatakan kelalaian pemerintah menyebabkan ledakan.
SUMBER GAMBAR,REUTERS
Keterangan gambar,
Pengunjuk rasa bentrok dengan pasukan keamanan Lebanon dalam demonstrasi anti-pemerintah di Beirut pada hari Kamis (06/07).
SUMBER GAMBAR,REUTERS
Keterangan gambar,
Petugas menyemprotkan gas air mata ke puluhan orang di dekat parlemen
SUMBER GAMBAR,REUTERS
Keterangan gambar,
Banyak warga Beirut marah atas 'kelalaian pemerintah' yang menyebabkan ledakan dahsyat.
Ledakan itu menghancurkan seluruh distrik di ibu kota, dengan rumah dan bisnis hancur menjadi puing-puing. Puluhan orang masih belum ditemukan.
Sejak kejadian tersebut, dua pejabat mengundurkan diri. Anggota parlemen Marwan Hamadeh mengundurkan diri pada Rabu, sementara duta besar Lebanon untuk Yordania Tracy Chamoun mengundurkan diri pada Kamis, mengatakan bencana itu menunjukkan perlunya pergantian kepemimpinan.
SUMBER GAMBAR,EPA
Keterangan gambar,
Dalam kunjungannya ke kota yang hancur itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan penyelidikan internasional.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan "perubahan besar" dari kepemimpinan Lebanon menyusul ledakan dahsyat tersebut.
Dalam kunjungannya ke kota yang hancur itu, dia menyerukan penyelidikan internasional.
Banyak warga Lebanon mengatakan korupsi, pengabaian, dan salah urus pemerintah menyebabkan ledakan itu.
Ledakan dahsyat Selasa lalu menewaskan sedikitnya 154 orang hingga Sabtu (08/08) dan melukai sekitar 5.000 lainnya, sementara puluhan lainnya masih hilang. Keadaan darurat dua minggu telah diberlakukan.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan ledakan disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman di gudang.(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com