ACEH, Berita HUKUM - PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Lhokseumawe mengatakan bahwa perusahaan tersebut mengalami kendala yang sangat serius untuk melakukan pengembangan produksi pupuk. Pasokan bahan baku gas terutama yang menjadi pemicunya dan itu butuh keseriusan dari pemerintah agar perusahaan itu tidak down.
Kepala Humas PT. PIM, Suryadi melalui stafnya Yosrizal menjelaskan bahwa perusahaan pupuk itu hampir kolap disebabkan kesulitan mendapatkan pasokan gas. Dikatakan, sejak memasuki tahun 2005 lalu, bahkan pada tahun 2012 kemarin operasi pabrik ini sempat terhenti karena tidak ada gas dan jika pemerintah tidak segera mengambil langkah yang cepat maka cepat atau lambat perusahaan ini akan tutup.
Dia menyebutkan, dari bulan Febuari 2013 sampai saat ini PT PIM masih bisa bertahan melakukan produksinya hingga beberapa bulan kedepan dikarenakan menggunakan pasokan gas dari exxonMobil Indonesia.
Imbuhnya lagi, pupuk yang diproduksi oleh PT. PIM sekarang mencapai 1.750 ton urea per hari atau 50 ton per bulan, dan pemasaranya ke wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau serta Kalimantan Barat.
Firmandez, Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Aceh mengatakan persoalan kesulitan gas PT. PIM itu merupakan tugas pemerintah untuk mengambil tindakan yang serius. Justru dia menilai soal perindustrian bahwa pemerintah saat ini lebih mengutamakan masalah ekspor gas, dibandingkan membangun tempat produksi terlebih dahulu.
"Ini harus diseriusi, karena sumber pendapatan Aceh terbesar adalah Minyak dan Gas (Migas),” jelas Firmandez, Sabtu (11/5).
Peningkatan pembangunan industri dalam negri untuk menghasilkan sumber minyak dan gas menurut dia, adalah modal awal untuk memperbaiki ekonomi rakyat Aceh. Dengan begitu, maka tenaga kerja Aceh pun akan meningkat,” tambahnya lagi.
Oleh sebab itu diharapkan pemerintah secepatnya mengambil langkah agar perusahaan itu tidak tutup serta berkoordinasi dengan industri lainnya seperti PT. Arun LNG Lhokseumawe untuk membangun modal awal dari sumber Migas tersebut.(bhc/sul) |