Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Gas
Krisis Gas, Produksi PT PIM Akan Terhenti
Saturday 11 May 2013 11:35:44
 

PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Lhokseumawe.(Foto: Ist)
 
ACEH, Berita HUKUM - PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Lhokseumawe mengatakan bahwa perusahaan tersebut mengalami kendala yang sangat serius untuk melakukan pengembangan produksi pupuk. Pasokan bahan baku gas terutama yang menjadi pemicunya dan itu butuh keseriusan dari pemerintah agar perusahaan itu tidak down.

Kepala Humas PT. PIM, Suryadi melalui stafnya Yosrizal menjelaskan bahwa perusahaan pupuk itu hampir kolap disebabkan kesulitan mendapatkan pasokan gas. Dikatakan, sejak memasuki tahun 2005 lalu, bahkan pada tahun 2012 kemarin operasi pabrik ini sempat terhenti karena tidak ada gas dan jika pemerintah tidak segera mengambil langkah yang cepat maka cepat atau lambat perusahaan ini akan tutup.

Dia menyebutkan, dari bulan Febuari 2013 sampai saat ini PT PIM masih bisa bertahan melakukan produksinya hingga beberapa bulan kedepan dikarenakan menggunakan pasokan gas dari exxonMobil Indonesia.

Imbuhnya lagi, pupuk yang diproduksi oleh PT. PIM sekarang mencapai 1.750 ton urea per hari atau 50 ton per bulan, dan pemasaranya ke wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau serta Kalimantan Barat.

Firmandez, Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Aceh mengatakan persoalan kesulitan gas PT. PIM itu merupakan tugas pemerintah untuk mengambil tindakan yang serius. Justru dia menilai soal perindustrian bahwa pemerintah saat ini lebih mengutamakan masalah ekspor gas, dibandingkan membangun tempat produksi terlebih dahulu.

"Ini harus diseriusi, karena sumber pendapatan Aceh terbesar adalah Minyak dan Gas (Migas),” jelas Firmandez, Sabtu (11/5).

Peningkatan pembangunan industri dalam negri untuk menghasilkan sumber minyak dan gas menurut dia, adalah modal awal untuk memperbaiki ekonomi rakyat Aceh. Dengan begitu, maka tenaga kerja Aceh pun akan meningkat,” tambahnya lagi.

Oleh sebab itu diharapkan pemerintah secepatnya mengambil langkah agar perusahaan itu tidak tutup serta berkoordinasi dengan industri lainnya seperti PT. Arun LNG Lhokseumawe untuk membangun modal awal dari sumber Migas tersebut.(bhc/sul)



 
   Berita Terkait > Gas
 
  Don't Gas Asia: Masyarakat Sipil Tuntut Upaya Nyata Dekarbonisasi, Bukan Solusi Palsu
  Harga LPG Nonsubsidi Naik Mulai Hari Ini
  Pemerintah Harus Hati-Hati Cabut Subsidi Elpiji 3 Kg
  Pengoplosan Gas Subsidi Sebabkan Kelangkaan Gas Elpiji
  Langka Gas Elpiji 3 Kg, Kegagalan Manajemen Logistik Nasional
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2