Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
India
Korban Makanan Beracun di India Dimakamkan
Thursday 18 Jul 2013 16:43:05
 

Orang tua mengubur anak-anak korban keracunan didekat sekolah.(Foto: Ist)
 
INDIA, Berita HUKUM - Sembilan belas dari 22 anak-anak yang meninggal karena keracunan makanan di sekolah di Bihar, India, dimakamkan di sekitar sekolah.

Para orangtua yang marah atas kejadian tersebut menginginkan makam itu sebagai pengingat bahwa anak-anak itu meninggal karena kelalaian pemerintah.

Sedikitnya 47 anak-anak jatuh sakit setelah mengkonsumsi makanan berupa nasi dan kacang kedelai menyebabkan 47 anak jatuh sakit, pada Selasa (16/7) lalu.

Seorang dokter di rumah sakit lokal mengatakan bahan kimia yang mengandung pestisida diduga merupakan penyebab kontaminasi.

Pejabat mengatakan kepala sekolah wanita di sekolah negeri di Dharmasati Gandaman di distrik Saran, melarikan diri.

Bantuan makan siang gratis diberikan kepada anak-anak sekolah, tetapi seringkali diolah tanpa memikirkan kebersihan.

Makanan gratis itu untuk memberantas kelaparan dan meningkatkan kehadiran anak-anak di sekolah, dan menjangkau 120 juta anak-anak dan 1,2 juta sekolah di seluruh negeri, menurut data pemerintah.

Kelalaian pemerintah'

Orangtua korban dan masyarakat desa telah menguburkan tiga anak-anak di dalam sekolah sementara 16 orang lainnya dimakamkan di daerah sekitarnya, seperti dilaporkan oleh wartawan Patna Amarnath Tewary dari Desa Dharmasati Gandaman.

"Masyarakat jangan pernah melupakan bahwa anak-anak meninggal di dalam sekolah karena kelalaian pemerintah," jelas Rangeela Prasad Yadav, yang cucunya Mamata, 11 tahun, meninggal, kepada BBC.

Lebih dari 100 orang dari desa sekitar menghadiri pemakaman dan masih banyak berada disekitar pemakaman, berkabung.

Sebelumnya, warga desa yang marah merusak dapur tempat makanan diolah, tampak buku-buku bertebaran di sekitar dan di dalam dapur.

Rabu lalu, ratusan orangtua dan warga desa memprotes dan membakar empat kendaraan polisi.

Mereka membawa tongkat dan memblokir jalan dan pintu masuk stasiun, sehingga menghambat perjalanan kereta.

Selain di Dharmasati Gandaman - massa Chhapra membakar sebuah bus dan merusak properti pribadi.

Keterangan resmi mengatakan anak-anak menunjukan gejala keracunan bahan kimia, yang biasa terdapat di pestisida.

Dalam keterangan persnya Menteri Pendidikan negara bagian Bihar PK Shahi mengatakan juru masak mengatakan bahwa sekolah membeli minyak goreng tipe baru yang warnanya keruh.

Menurut dia, kepala sekolah wanita, yang bertanggung jawab terhadap penyediaan makan siang, mengatakan minyak tersebut buatan rumah dan aman digunakan.

Menteri mengatakan minyak goreng tersebut dibeli dari toko milik suami kepala sekolah.
Shahi mengatakan pemilik toko dan saudara laki-lakinya melarikan diri.(bbc/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > India
 
  Petir Mematikan di India: Lebih 2.500 Orang Meninggal Akibat Tersambar Setiap Tahun, Mengapa Terjadi?
  Kashmir Diisolir, Diblokir: Salat Jumat dan Jelang Idul Adha di Jaga Puluhan Ribu Tentara
  India Luncurkan 20 Satelit dalam Satu Misi
  India dan Iran Teken Kesepakatan Pelabuhan Bersejarah
  India Terbelah Setelah Pemimpin Hindu Mengkritik Bunda Teresa
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2